Orang-orang menyebalkan di Jejaring Sosial

Juni 20, 2012 § 10 Komentar

Media sosial, era baru dalam komunikasi bani adam. Kehadirannya yang didukung oleh gadget canggih sebagai medium telah memberikan berbagai efek positif, mulai dari ajang marketing, jadi artis dadakan, sosialisasi dan banyak hal lain. Marketing misalnya,  media sosial bisa menjadi sarana yang sangat efektif  dalam menyebarluaskan ide, produk, kampanye yang mungkin mampu mengalahkan iklan berbayar di televisi ataupun media konvensional. Tentunya dengan segmen tertentu. Ga mungkin lo promosi gorengan gerobak di twitter atau facebook.

Kita bisa berkaca pada keripik singkong Maicih yang mampu berkembang pesat dengan mengandalkan kicauan twitter. Catet itu!

Efek positif lain juga tergambar pada kesuksesan Sinta-Jojo, Norman Kamaru, Justin Bieber yang menjadi terkenal dengan mengunggah video mereka ke media sosial. Tidak peduli bagaimana kualitas anda sebagai seorang artis, yang penting lu unik dan berani tampil beda.

Ready to be next Sinta-Jojo?

Belum lagi media sosial dapat menjadi penyambung silaturahim antara orang-orang yang sudah lama tidak bertemu. Temen SD yang hilang berpuluh-puluh tahun lalu pun dapat dipertemukan kembali. Jadi jangan menyesal jika suatu ketika a giant-mean-freaky classmate those bully you everyday at kindergarten will knock your door and said, “been 15 years since we are separated, I am craving to kick and smash“.

Di antara hegemoni aspek positif media sosial, terdapat kegalauan yang ditimbulkan oleh tipe-tipe orang tertentu sehingga membuat sosial media much annoying. Orang-orang tersebut, entah sengaja atau tidak, merusak tatanan kegembiraan berinteraksi melalui facebook, twitter, youtube and anything socmed you address.  

Mereka, entah sengaja atau tidak, memang diciptakan untuk menjadi balancing agent. Maksud gw, di suatu sisi sosial media menjadi begitu bermanfaat, di sisi yang lain those sucks people broke its goodness. Ada beberapa tipe makhluk menyebalkan yang bakal lo temui saat ngeliat status, twit dll. Check it Out

1. Motivatweet Men

Ciri-ciri : Doyan banget ngetwit panjang, pake hashtag (#), isi twitnya seputar motivasi, ceramah agama, introspeksi diri.

Pernah liat twit yang diberi no 1 sampe sekian terus dikasih hashtag, dan yang paling penting, twit itu dibuat oleh temen lo yang sok ngasih motivasi padahal nonsense? Sang motivator biasanya doyan bercerita tentang pengalaman pribadi di twitter. Timeline lo bakal penuh sama konten pengembangan diri. Bercerita dan memotivasi lu untuk jadi lebih baik. Seolah mereka adalah Sidharta Gautama dengan segala kerendahan hatinya. Hell yeah dude, mind your own self.

Jujur, gw ga begitu suka dengan yang namanya motivator. LIFE IS NOT AS EASY AS YOUR PREACH. Well, sama motivator asli yang sertifikasi aja gw ga suka, apalagi dengan motivator-motivator kelas twitter.

I mean, ya bagus kalo lu bisa berbagi cerita tentang kebaikan biar jadi sarana buat nambah amal. Tapi please, it doesnt even make sense with your daily life. Thats what ridiculous.

Twit mereka penuh dengan semangat dan motivasi, terlepas dari jengah tidaknya orang lain atas timeline yang penuh dengan hashtag ga penting. Somehow, orang yang memberikan motivasi itu adalah mereka yang paling butuh untuk dimotivasi. Buat gw pribadi, lo belum layak untuk memotivasi orang lain. Look deeply within yourself, maybe your own self is in trouble.

2. Blind Lover

Gw kasih judul blind lover karena cinta sepertinya buat orang menjadi buta. Ga bisa melihat keadaan sekitar. Jangankan melihat dengan hati, melihat dengan matapun mreka alpa. Kenapa buta? Bayangin, Tiap ngeliat wall facebook ada status yang berisi cinta-cinta buat pacar, suami/istri. Belum lagi sastra picisan yang sengaja dikirim buat sang pujaan hati dan terpampang di Update News halaman depan. Come on, apa pentingnya lo umbar kebahagian, kemesraan di social media. It sucks, For your exact Information… Terlebih kalo yang buat status di facebook usernamenya yang norak, “OmezYangMelukaimu“, “CintaSukaAvengedSevenfoldSampeMati“, “PutriYangTertukar (haha, yang ini judul sinetron)”.

Blind lover ini ga peka. Mereka seenaknya aja bermesra-mesraan di jejaring sosial. Buat yang pacaran, saling berbalas mention di twitter sampe uyeng-uyeng lu nambah tiga sangking betenya ngeliat timeline yang penuh gombalan-gombalan murahan. Yang udah nikah pun ga mau kalah. Seolah ingin mengukuhkan eksistensi diri, dan show off bahwa mereka udah halal jadi sah-sah saja untuk bermesraan *sambil ngelirik yang masih pacaran*. Hey, jejaring sosial bukan your only private place. Go to your own room for any seduction.

Lagian gw bingung, jaman sekarang lo ga punya hape buat nelpon? kalo ga punya pulsa nelpon, sms ga bisa? bbm, whatsapp, yahoo messenger rasanya udah cukup untuk menggantikan telpon atau sms, kecuali memang hape lo ga secanggih itu. Kalo bisa menggunakan media komunikasi tersebut, lantas kenapa kudu diumbar di ranah dunia maya?

Ayang, melihatmu adalah hadiah terindah buatku. Tanpamu hidupku hampa, sepi, tiada arti. Engkau laksana aurora yang berkilau di langit antartika.

Then, kalo pasangan lo itu bak aurora, gw harus bilang Wow?? Siapa peduli dengan pasangan ente bro. Orang-orang malah feel reluctant. Terlebih lagi Personal Display Affection itu bisa buat iri orang-orang yang belum dipertemukan jodohnya, kyk gw :).

Tapi sorry, gw ga mewakili kaum yang eneg dengan blind lover dari perspektif seorang jomblo. Ya mungkn ada pengaruh tersebut beberapa persen. Tapi gw yakin pasti di luar sana banyak orang yang memiliki ketidaksukaan yang sama terhadap orang-orang lebay yang merasa dunia milik berdua.

3. Idol Freak

Risih, jengah, penat, kalo punya temen yang maniak dengan artis atau idola tertentu. Dari pagi sampe ketemu pagi lagi media sosial cuma berisi kegalauan si Idol Freak ini tentang Idolanya. Mulai dari histeria sang idol yang bkin album baru. Bahagia liat idolnya maen sinetron sampe-sampe pusing sendiri liat sang bintang punya pacar baru. Untung-untung  ga gantung diri kalo tahu sang pujaan hati suka ngupil di tengah jalan..

Idol freak sungguh menyebalkan. Mereka bener-bener stick to what they idol. Ga peduli anjing menggonggong, lempar batu pun mereka cuek. Yang mereka tahu cuma teriak-teriak di twitter sambil memuja-muja artis yang suka oplas, yang nyanyi sering lypsinc. And the worst thing, they lure us to join their madness. So sorry mate, We are not as damn crazy as you are.

Segala hal sepertinya bakalan dilakuin. Lebih-lebih kalo sang idola dateng ke Indonesia. Hebohnya ngalah-ngalahin nikahan Anang-Ashanty. Nangis, nginep di bandara, tereak-tereak. Lah, ke orang tua aja ga pernah minta maaf sampe nangis. Weird behaviour!!

Seorang Idol freak rela mati-matian membela idolanya. Bahkan mungkin jika perlu, mereka berjuang hingga tetes darah terakhir asalkan sang idola tidak direndahkan dan dilecehkan. Try to tease their idol and they will judge you. What a mess thought!

4. Arbitrary action

“Duh, bete nih hari ini”

semenit kemudian,.

“Hari ini enaknya ngapain yah”

50 detik setelahnya

“Ah, kalo saja harga tiket murah, aku pasti udah susul kamu”

dan bermenit-menit setelah itu halaman facebook dan twitter lu penuh dengan hal-hal serupa. Pernah mengalaminya? Gw sering…

Belum lagi poto-poto dengan pose tunjuk bibir, poto dari atas. Ahh, isnt there more important and useful post and twit you can do? kalo ga bisa melakukan hal yang bermanfaat, please kurangi hal-hal yang mengganggu kenyamanan umum.

It’s easy to unfollow people in Twitter neither delete from facebook, tapi bukan untuk itu social media dibuat. Mereka semestinya menjadi sarana komunikasi bukan ajang penebar benci. Lets be wise more than ever.

Tulisan ini bukan ditujukan untuk seseorang atau pihak tertentu, jadi please dont feel offended. Sengaja gw buat, untuk ngingetin diri pribadi. Feel free for any discussion :).

Tagged: , , , ,

§ 10 Responses to Orang-orang menyebalkan di Jejaring Sosial

  • aji berkata:

    haha. Jadi inget dulu pernah kaya’ gini, dulu..
    Mantap bang andri.

  • desni berkata:

    hey andri, why are you so serious? :p
    mau aku tambahin do, salah satu org menyebalkan mgkn org yg patah hati lalu bikin status “i cant move on” atau sejenis “now-playing…(nyebutin lagu2 patah hati)”
    🙂

  • Hendra berkata:

    halah, lu kan masih kayak no 2 kayaknya, dri (membayangkan komen2 lu ke seseorang). bedanya kalo lu bukan status tapi komen ke seseorang. hahahaha(kidding, bro)

    • andri0204 berkata:

      hehe..aku nak klarifkikasi
      1. komen aku yang becando itu bukan cuma untuk seseorang, buat yang laen jugo kok. jadi lebih tepatnyo, (membayangkan komen lu ke temen-temen, haha)
      2. kalo aku kan totally becanda masbro, dan jarang-jrang pulo. 😀

      anyway, thx buat komennyo…

  • a215_tea berkata:

    Jangan salah loh, social media juga ajang untuk “berkespresi”, terlepas ekspresinya baik atau kebablasan sampe bikin annoying. Gak semua orang bisa secerdas Andri dalam memanfaatkan social media, salah satunya saya yang masih suka “nyampah”.

    Klo saya sih simpel aja Ndri, unfollow or unfriend. Beres, g merasa terganggu lagi dengan mereka. Toh itu hanya di dunia maya, dunia nyatanya kan kita tetep bisa berteman dengan baik.

    Just make your life easier since you already have so many real problems to be solved 🙂

  • andri0204 berkata:

    iya kang bener banget..makanya di awal tulisan saya jelasin kalo socmed itu memang bisa menjadi sangat bermanfaat.. masalh ekspresi di socmed, saya juga sebenernya belum bisa bijak menggunakannya, tapi kan bisa kita reduksi hal-hal yang bisa menganggu ketenangan umum..

    emang bisa unfollow or unfriend makanya closing statement saya di post ini

    “It’s easy to unfollow people in Twitter neither delete from facebook, tapi bukan untuk itu social media dibuat. Mereka semestinya menjadi sarana komunikasi bukan ajang penebar benci. ”

    anway, makasih kang buat masukannya.. ^^

  • alifapolis berkata:

    hahahaha…. gue malah suka, dan mungkin buat psikolog, jejaring sosial bisa jadi lahan buat mereka belajar, even for us, especially for anger (insulting) management. wakakakaka..

    • andri0204 berkata:

      yoi bu, komentar anda sangat betul.
      Tergantung gimana kita memandang masalah tersebut. Kalo buat saya sih orang-orang tersebut masih masuk dalem kategori menyebalkan 🙂

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Orang-orang menyebalkan di Jejaring Sosial at I Think, I Read, I Write.

meta