Fragmen Kisahku

All about me and my Life

On the night like this…there are so many things I wanna tell you

On the night like this…there are so many things I wanna show you

Cause when you’re around I feel safe and warm

Dentingan lagu mocca mengalir merdu melewati indera pendengaranku hingga membuatku terbuai, larut dalam kekhusyukan untuk menuliskan kisahku dan tentang kehidupan ini di atas tuts keyboard..

Tanpa terasa 20 tahun sudah aku berada di dunia ini, selama itu pula terjadi begitu banyak peristiwa yang tersimpan dalam memorabilia kenanganku. Semua kisah senang, sedih, pahit dan setiap fragmen kehidupan telah kulalui hingga aku sekarang bisa berada seperti ini.

2 April 1989 aku lahir di kota pempek, Palembang. Sebuah kebahagiaan tampaknya terjadi di keluarga besar kami dengan kehadiranku sebagai penutup setelah keenam saudaraku lainnya lahir dan tumbuh dengan sehat. Sebuah keunikan terjadi ketika aku hadir di dunia ini. Ibuku bilang bahwa kakak tertuaku agak sedikit canggung dengan keberadaanku karena pada saat itu beliau sudah berusia 17 tahun.

Aku bahagia dengan keberadaanku di dalam keluarga besar ini. Meskipun banyak episode kehidupan yang dilalui dengan air mata tapi kami sekeluarga mampu melaluinya. Tiga orang kakak laki-laki dan tiga orang kakak perempuan membuat hidupku penuh dengan keceriaan. Aku sangat mengerti bagaimana posisi seorang anak bungsu yang kadang sangat diperlakukan beda (baca : spesial) di keluarga. Aku tidak mengalami perjuangan hidup yang keras seperti yang dialami kakak-kakakku. Perjuangan yang membentuk pribadi mereka menjadi pribadi yang luar biasa. Di mataku, mereka adalah orang-orang terhebat yang mengajar dan mendidikku secara langsung bagaimana kerasnya hidup. Keras dan terjalnya hidup ini tidak lantas menjadikan saudara-saudaraku gelap mata dan melakukan hal yang instan. Secara komprehensif mentalku dibentuk langsung oleh mereka, bahwa keimanan adalah pondasi terkuat dalam hidup. Pahit getirnya hidup ini bukan sebuah alasan bagi kami untuk menghalalkan segala cara demi meraih kebahagiaan hidup. Aku semakin mengerti bahwa kebahagiaan bukan terletak pada berapa banyak rupiah yang kita simpan, berapa banyak rumah yang kita punyai, jauh lebih dari itu semua aku mengerti bahwa bagiku kebahagiaan adalah bagaimana aku bisa menceritakan semua kisahku… sedih, senang dengan keluarga yang kucintai. Kebahagiaan tersebut mampu menembus dimensi finansial. Bahwa aku bisa menghabiskan waktu bersama orang yang aku cintai, aku bisa menangis di pundak mereka dan tertawa bersama hingga kesedihan terkikis habis.

Aku sangat bangga dan bahagia memiliki saudara seperti mereka. Mereka merupakan teladan bagiku yang selalu mengajarkan sebuah kesederhanaan. Mereka selalu berbuat hal yang terbaik untuk keluarga. Kakak-kakakku tidak pernah membiarkanku merasakan seperti apa kerasnya berjuang dalam hidup ini. Mereka hanya menyampaikan pengalamannya agar aku sadar bahwa perjuangan memang butuh pengorbanan..

Ayah dan ibu adalah orang terhebat dalam hidup ini. Meskipun terkadang lidah ini kelu untuk mengakui hal tersebut. Dalam kesederhanaan mereka selalu mengajarkan tentang keikhlasan. Mungkin sebanyak apapun kata-kata yang kutulis untuk menjelaskan tentang mereka maka tampaknya tidak akan pernah cukup…

Terima kasih terdalam kuucapkan untuk kedua orang tuaku yang telah membuatku hingga seperti sekarang. Aku merasa sangat malu. Hingga di usia seperti ini belum banyak hal yang bisa kulakukan untuk mereka. Aku hanya bisa membuat mereka sedih, menangis dengan kelakuanku. Tapi aku akan selalu mendoakan kalian ayah, ibu. Aku hanya berusaha menjadi anak yang sholeh yang bisa selalu mendoakan kalian hingga amalan kalian tidak akan pernah terputus.

Hanya satu pintaku tuk memandang langit biru

Dalam dekap seorang ibu

Hanya satu pintaku tuk bercanda dan tertawa

Di pangkuan seorang ayah

Apabila ini hanya sebuah mimpi

Ku selalu berharap

Dan tak pernah terbangun

Hanya satu pintaku

Tuk memandang  langit biru

Di pangkuan ayah dan ibu (Hanya Satu, by : Mocca)

Keluargaku pernah bilang bahwa aku adalah anak yang sangat nakal, sangat aktif dan talkative. Aku mungkin tidak memilki sega, Play Station, sepeda ataupun mainan lainnya yang dimiliki oleh anak-anak seusiaku sewaktu aku kecil. Sedih, memang. Tapi aku selalu memiliki keluarga yang berada di sampingku. Kesedihan tersebut hanya sesaat yang kemudian berganti menjadi sebuah kebahagiaan. Dentingan instrument You’ll be in My Heart nya Phil Collins terdengar dengan sangat syahdu. Seolah-olah komputer ini sangat mengetahui perasaanku saat menuliskan kisah ini bahwa keluarga selalu berada di hatiku.

Enough!!! With my luphly family

And now..let’s talk about me and my self…

lahir dengan normal dan sehat, aku tidak tumbuh dengan cepat seperti anak-anak lainnya. Pertumbuhan yang lambat membuatku terus-terusan mendapat ejekan dari teman sebayaku. Hal ini terus berlangsung hingga aku duduk di bangku sekolah menengah atas. Aku bahkan dikira seorang anak SMP ketika aku telah mengenakan seragam putih abu-abuku. Sedih sih.. tapi hidup tidak perlu disesali. Perubahan terjadi ketika aku menginjak kelas dua SMA. Aku mulai tumbuh seperti anak lainnya dan bahkan sekarang mereka yang dulu suka mengejekku tidak lebih tinggi daripada yang diejek..senangnya hatiku (hahaha)

Hinaan, kata-kata yang merendahkan sering membuat hati ini perih. Tapi justru hal tersebut menjadi batu loncatan tersendiri buatku. Kelemahan tersebut menjadi motivasi tersendiri buatku untuk memiliki keunggulan di bidang lainnya. Yah, meskipun tidak cukup cerdas.. aku selalu berada di jajaran orang-orang terbaik di sekolah.. mulai dari SD, SMP maupun SMA. Aku memang tidak cerdas.. aku sangat lambat dalam merespon sebuah pelajaran dan juga cepat melupakan pelajaran tersebut. Tapi mungkin Allah sangat sayang padaku. Entah dengan keajaiban seperti apa, aku selalu mendapat nilai-nilai yang lumayan baik hingga detik ketika aku menuliskan kisah ini.

Banyak sekali hal yang terjadi dalam setiap fasa kehidupanku . .  . mulai dari saat aku belum bersekolah aku sudah bisa membaca. Tidak melalui proses taman kanak-kanak tidak menghalangiku untuk bisa sebelum waktunya. Tentu saja, semua  hal tersebut tidak pernah terlepas dari usaha yang dilakukan oleh saudaraku. Menjadi anak yang sangat aktif di sekolah membuatku tumbuh dengan memilki banyak teman. Ditambah dengan sifat asliku yang sangat suka jahil dan ngocol membuatku semakin memiliki banyak kenalan..

Masa SekolahDasar ….

Lucu.. mengenang masa ini mengingatkanku pada kertas surat, cinta pertama, guru terbaik dan hal unik lainnya!

If you got an eerie feeling after hanging out the phone…

Oh no.. Ithink I’m in love with you

Oh no.. I’m hoping you’ll want me too

So please.. don ‘t let me down ( I think I’m in love)

Kenangan masa sekolah dasar membuka kembali memori dan kisah yang tertinggal dalam lembaran-lembaran ingatan yang sudah semakin memudar. Di saat ini aku menemukan cinta pertamaku.. unik pastinya. Dia adalah teman sekaligus kompetitor di kelas. Gadis yang satu ini bisa dikatakan tumbuh bersamaku. Enam tahun berada di satu kelas dilanjutkan dengan tiga tahun di sekolah menengah pertama membuatku semakin mengaguminya. Cerdas, manis, baik… terlalu subjektif?? Tidak juga menurutku karena memang seperti itulah dia. Kompetitor di kelas semakin membuatku menyukainya. Tidak terasa perasaan ini terus terkubur di dalam gelapnya kelemahanku untuk mengakuinya.

Masa terus berganti dan perasaan tersebut terus tumbuh dan berkembang. Aku malu untuk mengakuinya bahwa aku pernah dan akan selalu menyukainya. Ah… mungkin itu hanya cinta monyet.. ada benarnya jika itu dikategorikan sebagai cinta monyet. Lantas apakah penyematan cinta monyet tersebut masih bertahan jika aku menyukainya hingga saat ini. Bukan hanya kala aku masih dengan lugunya menyukai dia si sekolah dasar.

Tidak hanya bertemu dengan cinta pertama, aku juga bertemu dengan sahabat terbaikku… M.dewanta Alianto ato aku lebih suka memanggilnya dengan ali.

aku dan ali

Ali menjadi teman dan juga kompetitor bagiku dan si dia untuk meraih angka-angka yang lebih baik di setiap nilai raport kami. Secara berkala kami menduduki posisi atas secara bergantian meskipun si dia yang paling sering berada pada top position di kelas.

Di sekolah dasar ini aku juga bertemu dengan seorang guru yang sangat menyayangiku seperti bu Aminah, bu Nurul… mereka berdua sangat baik denganku dan aku sangat menghargai mereka… terutama Bu Nurul yang hingga saat ini masih sering aku kunjungi selama libur lebaran.

Tidak banyak teman SD yang masih kuingat hingga saat ini. Hanya beberapa saja. Kenangan saat-saat di sekolah dasar pun sudah mulai tereduksi. Namun aku akan menjaga kenangan-kenangan yang tersisa ini. Masa SD merupakan sebuah awalan bagiku untuk melangkah meraih mimpi-mimpiku. Saat pengumuman masuk ke sekolah menengah pertama (SMP) aku sangat gembira bisa memasuki MTsN1, sekolah yang berada pada satu kompleks dengan MIN 1 sebagai sekolah dasarku… hal yang membuatku tampak lebih bahagia adalah Ali dan dia juga masuk di SMP yang sama dan berada di satu kelas denganku.

yaNg uNiK di Sekolah Menengah Pertama

apa yah yang terjadi di masa SMP???

Tidak begitu banyak kenangan indah yang terjadi di fasa ini. Yang paling membekas adalah ketika aku mempunyai gank di kelasku.

Kami memberikan nama yang sangat unik untuk gank ini yaitu pensil-peruncing… nama yang aneh! Ntah siapa yang pertama kali memberikan nama tersebut. Jangan tanyakan filosofis namanya karena nama itu nampaknya muncul begitu saja ^_^ . . .

Aku masih inget anggota gank ini. Pensil : aku, ali, zainal, ridho, deny ; peruncing : astri, siska, cimoth , emi… seiring berjalannya waktu tidak banyak dari gank ini yang masih bertahan hingga saat ini dalam artian masih sering berkumpul bareng minimal waktu lebaran. Yah, tinggal aku, ali, ridho dan astri yang masih sering hang out bareng. Tapi kini astri juga tidak lagi intens berkumpul bersama karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya di kota lain. entah kapan ia akan pulang. Yang jelas aku sudah lama tidak bertemu dengan astri. Aku masih ingat bagaimana kami memiliki nama panggilan yang unik untuk setiap anggotanya. Masih segar bagaimana kami menjodohkan anggota gank ini dengan salah seorang teman yang berada di kelas lainnya. Hari-hari kami lalui penuh dengan keceriaan, jalan bareng hampir kami lakukan tiap harinya. Tapi, di tengah keramaian tersebut aku masih memendam perasaan ini.

aku, ali dan ridho

Tidak terasa air mata jatuh menetes ketika aku harus berpisah dengan teman-teman SMPku. Aku berpisah dengan teman-teman terbaik di SMP. Ali, astri, ridho berada pada sekolah yang berbeda. Masuk ke SMA yang berbeda tidak menghalangi kami untuk menjalin komunikasi. Frekuensi bertemu yang jarang dapat kami atasi dengan jalan bareng pada suatu waktu, nonton, foto-foto seolah menjadi agenda rutin bagi kami.

Tahukah kalian apakah yang terjadi dengan aku di sekolah menengah atas????

Jawabannya adalah sebuah kebahagiaan dan mengerti lebih jauh akan makna sebuah persahabatan…

Tentang AKU dan SAHABAT terbaikku

Berpisah dengan teman-teman SMP yang meninggalkan goresan pelangi di kanvas putih kehidupanku membuatku merasa kesepian. Lebih-lebih tidak banyak teman SMP yang masuk ke sekolah menengah atas yang sama denganku. SMA N 3… itulah nama sekolah yang menjadi tujuanku. Sekolah yang berada pada pusat kota ini merupakan sekolah yang menjadi rekomendasi salah seorang kakak perempuanku.

Aku masih ingat… aku masuk di kelas 10 B, kalau tidak salah pengelompokannya berdasarkan nilai ujian.

Asing, kaku, tidak mengenal seorang pun di kelas tersebut. Aku benar-benar merasa tidak nyaman berada di kelas itu. Mencoba membandingkan keadaan di kelas tersebut dengan teman-teman SMPku membuatku ingin menangis. Aku duduk satu meja dengan seorang anak pendiam yang berasal dari kota lain, salah satu SMA di bogor. Namanya Edy sofian. Berteman dengan Edy membuatku sedikit melupakan hangatnya berkumpul bersama teman-teman SMPku. Keadaan semakin membaik dan lama kelamaan aku mulai menyukai kehidupan di kelas tersebut. Aku memang tidak mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru aku masuki.

Tidak berapa lama aku berada di kelas 10 B, aku mendapat tawaran untuk pindah kelas ke “kelas unggulan”. Kelas yang dikhususkan bagi siswa dengan NIM tertentu pada saat SMPnya. Kontan saja aku mengambil kesempatan tersebut. Malangnya aku, syarat administrasi yang kukumpulkan tidak cukup. Aku gagal. Namu selang beberapa saat Miracle is happened. Salah seorang teman yang mendapatkan peluang untuk masuk di kelas unggulan menolak tawaran tersebut. Mendengar keadaan itu, langsung saja aku mengambil langkah tegas untuk menggantikan posisi yang kosong itu. Dan aku diterima. Mungkin itu adalah keadaan yang akan menjadi titik tolak bagiku untuk bertemu teman-teman terhebat dalam hidupku.

Masuk di kelas 10 K ato kelas unggulan membuatku berkenalan dengan orang-orang baru di kelas tersebut. Hanya ada dua orang dari kelas 10 B yang terseleksi untuk masuk ke kelas 10 K dan aku salah satunya. Salah seorang lagi bernama periawan. Tahun pertama kami berada dalam satu kelas membuat kami sedikit banyak mengenai teman-teman satu kelas. Banyak kejadian unik dan seru yang terjadi selama tahun pertama itu.

Tri putriani pindah ke SMA lain. namun posisinya langsung digantikan oleh seorang murid pindahan dari kota Padang, Nessa. Kelas itu tambah rame, kocak, gokil, semua kata-kata ga cukup untuk menggambarkan betapa hebohnya kelas tersebut. Memasuki tahun kedua SMA dan kami tetap berada di kelas yang sama. Tidak terjadi penggantian komposisi yang cukup signifikan. Hanya saja ernita pindah ke kelas 10 B. lagi-lagi posisi kosong itu langsung digantikan oleh Desfri. Kitin menggantikan posisi ratih yang ikut serta ernita untuk pindah ke kelas 10 B.

Jangan tanyakan momen apa saja yang terjadi selama dua tahun pertama kami bersama. Tampaknya memori otak ini dipenuhi hal-hal yang paling seru yang pernah ada bersama teman-teman sekelas. Di kelas dua SMA juga aku bertemu dengan teman2 satu ROHIS. Teman2 yang selalu mengarahkan kepada kebaikan. Yah..lagi-lagi teman sekelasku mendominasi komposisi keanggotaan ROHIS tersebut. Persaudaraan yang aku rasakan di Rohis juga sangat erat. Kami dibina bersama, menangis, tertawa demi keberjalanan ROHIS tersebut. Membuat drama, mengadakan Festival Kesenian Islam yang sangat sukses, outbound dan banyak momen indah lainnya bersama teman-teman ROHISku. Wahyu, Edy, Rudi, Gunawan, Peri, Aas, Fahri, Arsyad dan sebagian besar teman-teman kelasku merupakan saudara seiman yang selalu membuatku nyaman berada di dekat mereka.

rame2an habis olahraga

Terlalu banyak kenangan indah bersama teman-teman Rohis ini. Tapi aku yakin mereka tidak akan pernah lupa kenangan indah yang terjadi di Organisasi ROHIS ini. Wahyu di UGM, Edy di UI, Rudi di PLN mereka semua pasti menyimpan momen-momen kejayaan kami.

Masuk kelas tiga SMA merupakan saat-saat terbaik bersama IPA A’ers. Kelas kami tambah rame dengan masuknya anggota baru, Putra dan Hartiani. Kami semakin mengerti karakter satu sama lain. tidak ada kesedihan, gundah, perih jika aku sudah berkumpul dan bertemu dengan mereka. Tapi kebersamaan itu terasa sangat singkat. Tanpa terasa saat-saat berpisah sudah semakin dekat. Aku selalu memanfaatkan sekecil apapun momen bersama mereka. Membuat drama untuk nilai kesenian, bernyanyi dalam kelompok, pidato dan banyak hal lainnya yang kami lakukan sebelum lulus.

jadul

Dan saat perpisahan itu pun tiba….

Waktu terus berjalan dan saat berpisah dengan teman terbaik itu tiba. Kami menghabiskan malam perpisahan kami di rumah Vidia. Kami bertukar kado, bercerita tentang momen terbaik yang kami punya. Isak tangis tak dapat kutahan pada saat itu. Pun halnya dengan teman lainnya. Kami menumpahkan perasaan kami yang terdalam di malam itu. Semakin banyak yang berikrar untuk tidak ingin berpisah. Kami sadar bahwa mungkin malam itu menjadi malam terakhir kami untuk bertemu dan mungkin entah kapan kami dapat bertemu lagi. Tapi kami menjadikan malam tersebut sebagai sebuah kisah klasik untuk masa depan

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali

Kita berbincang tentang memori di masa indah

Sampai jumpa kawanku

Moga kita selalu

Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan (kisah klasik untuk masa depan : SO7)

Sekuat apapun kami mencoba menahannya namun waktu terus berjalan dan memaksa kami terus berjalan mengikutinya. Selepas SMA aku berniat menjadikan ITB sebagai tujuanku selanjutnya. Got it, aku lolos meskipun di pilihan kedua. Meskipun ibuku tidak sepenuhnya merelakan kepergianku ke Bandung, beliau mencoba untuk ikhlas. Air mata ibu mengalir mengiringi kepergianku yang semakin menjauhi kota kelahiranku.

BaNdUng…I’m ComiNg

Kali pertama aku pergi ke luar pulau. Tanpa saudara. Hanya bermodalkan niat yang ikhlas. Untungnya aku ditemani periawan, sahabat terbaikku yang memang merupakan temanku satu meja di selama tiga tahun di bangku SMA.

Hingga kini aku berada di KIMIA ITB, bersama dengan teman-teman baruku, pengalaman-pengalaman baru, wawasan, keilmuan, dan suasana yang begitu berbeda dengan keadaan sebelumnya. Menjadi seorang mahasiswa menuntutku untuk berpikir lebih dewasa dan lebih bijak dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.

di malioboro

Aku mengenal beragam hal baru. Himpunan, kongres, keprofesian dan banyak hal lainnya yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Sekarang, aku harus mencuci bajuku sendiri, menyetrika dan semua pekerjaan yang selama ini hanya menjadi bagian dari apa yang harus dilakukan oleh kakak-kakak perempuanku. Terlebih aku harus mengatur keuanganku sendiri. Oh iya, aku juga bisa menghasilkan uang sendiri meskipun tidak banyak. Dari berbagai hal yang kulakukan misalnya menjadi asisten, distributor jaket aku mendapatkan uang tambahan. Lebih-lebih jika proyek yang kulakukan sekarang berhasil maka akan menjadi batu loncatan bagiku dalam meraih mimpi-mimpi yang ada.

Aku selalu berharap bahwa menjadi mahasiswa tidak hanya mencerdaskanku dalam tataran akademik an sich akan tetapi aku bisa memiliki kepekaan lebih terhadap segal peristiwa yang terjadi di masyarakat dan bangsa ini. Memahami peran seorang mahasiswa aku selalu mengambil peranan penting dalam setiap agenda himpunan hingga aku mengambil posisi sebagai seorang senator himpunan sebagai sebuah perwujudan dari bakti ku kepada himpunan dan bangsa ini. Memang peranan tersebut tidak cukup signifikan, akan tetapi aku berharap dapat mengoptimalkan peranku hingga aku bisa berkontribusi nyata bagi bangsa ini.

Aku memiliki banyak teman di kampus ini dengan kepribadian yang sangat amat beragam. Satu hal yang dapat kusimpulkan dari apa yang kualami adalah bahwa dalam lingkungan kampus memiliki seorang sahabat  ternyata jauh lebih sulit daripada masa SMA. Mungkin dan sangat mungkin sekali bahwa pemikiranku terlalu sempit. Namun hal itulah yang kualami. Terlalu banyak pertimbangan dalam sebuah persahabatan. Tapi semakin kurasakan ternyata apa yang kupikirkan tidak seutuhnya benar. Meskipun memang teman SMA tetap tidak akan pernah tergantikan di hati ini. Namun teman-teman di kampus ini sangat mengisi hari-hariku. Mengisi kekosongan dan segala kepenatan yang terjadi. Aku bingung apa jadinya duniaku tanpa teman-temanku ini.

Lalu bagaimana dengan kehidupan asmaraku?? Tampaknya domain yang satu ini tidak perlu dibahas scara mendetail. Satu hal yang pasti bahwa perasaanku dengan si dia semakin lama semakin memudar. Entah karena ini faktor jarak dan komunikasi yang membuatku perlahan mengikis perasaan ini. Walau bagaimanapun tidak bisa aku pungkiri bahwa terkadang dia tetap membayangiku meskipun tidak dengan frekuensi yang sering. Lalu adakah yang menggantikan posisinya??? Sepertinya masih belum tergantikan. Akan tetapi kekaguman terhadap seseorang bukanlah sebuah kebohongan. Aku mengagumi teman-temanku di kampus ini. Kekaguman tidak menunjukkan sebuah tendensi atas perasaan suka ataupun cinta. Kekaguman menjelaskan sebuah ekspresi takjub atas kepribadian, perjuangan dan tingkah laku. Tidak perlu dibahas secara spesifik. Yang jelas aku benar-benar mengagumi orang tersebut mungkin hingga saat ini.

Aku yakin bahwa laki-laki yang baik untuk wanita yang baik. Tidak perlu aku risaukan siapa kelak yang menjadi jodohku. Aku cukup memperbaiki kepribadian dan kondisi keimananku dan InsyaAllah apa yang akan diberikan oleh Allah tidak akan mengecewakanku. Walaupun terkadang orientasiku masih terhdap orang-orang tertentu dan aku rasa hal itu wajar mengingat menikahi orang yang kita suka menjadi penting. Yah, who knows beliau-beliau yang sempat mengisi hatiku menjadi orang yang terbaik untuk kunikahi..hohoo, maklum sindrom masalah nikah sangat cepat menyebarnya. Terlebih sekarang udah mu lulus.

Finally…sampe juga di penghujung tulisan ini. Kisah ini merupakan fragmentasi dari perjalanan panjang hidupku. Hingga usia dua puluh tahun begitu banyak suka, duka, canda, tawa yang mengisi kehidupan ini. Hanya keluarga, sahabat, teman-temanlah yang bisa membuatku teguh di saat yang lain runtuh. Yang tetap membuatku berdiri di saat yang lain berdiri.

Aku tetap ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain. karena orang yang paling baik adalah orang yang paling berguna untuk sesamanya. Doakan aku untuk selalu menjadi orang yang bermanfaat. Hingga aku bisa membuat bangsa ini tersenyum melihat karya nyataku. amin

The Story is not over yet

Sekarang, setelah saya selesai menempuh pendidikan S1 dan S2 di kampus Institut Teknologi Bandung, Saya bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia. Sebut saja PT. Chandra Asri Petrochemical.

Bekerja di sini bukan impian saya. Atau sejujurnya saya tidak punya gambaran apa yang akan saya lakukan setelah lulus kuliah. Yang paling tergambar dalam otak saya saat itu adalah bagaimana saya bisa mendapatkan uang secara halal lalu membantu ekonomi keluarga dan kemudian menikah. Bekerja di Chandra Asri hanyalah sarana dalam memenuhi domain “punya penghasilan sendiri setelah lulus kuliah”.

Ketika ditanya apakah bekerja di Chandra Asri adalah passion saya? Saya akan dengan sangat lantang menjawab “Tidak”!.

Walau sampai saat ini saya tidak mengetahui secara spesifik hal apa yang menjadi passion saya. Banyak metoda yang diceriterakan oleh para ahli, penulis dan motivator tentang bagaimana menemukan passion

“Passion is what you enjoy most not what you’re good at” –Rene CC

“Untuk mengetahui apa yang menjadi passion kalian, lihatlah buku dengan tema apa yang paling banyak kalian koleksi dan kalian baca. Bisa jadi, tema tersebutlah yang menjadi passionmu”. Gue kutip dari sebuah tulisan

Sampai sekarang gue sudah mengarah ke seperti apa passion gue. Gue tertarik dengan menulis, sejarah, psikologi, sosial, otak. Masih terlalu banyak hal yang mengisi otak gue dan semuanya gue suka kecuali kerjaan gue yang sekarang. Hahaha.

Hingga saat ini gue masih berpedoman dengan petuah Steve Jobs “Stay Hungry Stay Foolish”. Kalo lo belom bisa menemukan passion lo, lakukan apa yang saat ini bisa lo lakukan hingga suatu hari passion lo akan ketemu. Semoga ajal belom menjemput gue lebih dulu. Karena setiap penggalan episode kehidupan yang kita alami akan berguna membekali diri kita pada masa yang akan datang.

In case you still found trouble to do what you love, then love what you do instead.

Iklan

§ 23 Responses to Fragmen Kisahku

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: