Save Gaza
Agustus 6, 2010 § Tinggalkan komentar
Sabtu, 24 Juli 2010 pengurus masjid salman ITB mengadakan kuliah dhuha pekanan seperti biasa. Tapi ada yang unik dengan materi talim dhuha pekan ini yakni kesaksian langsung para relawan gaza asal Indonesia yang ikut serta dalam misi kemanusiaan untuk gaza dengan menggunakan kapal Mavi Marmara. Aku, yang biasanya enggan-engganan hadir tiba-tiba saja langsung bersemangat dan berazzam untuk ikut serta dalam kuliah dhuha tersebut.
Tiga orang saksi hidup yang turut serta dalam misi kemanusiaan bertajuk freedom flotilla atau armada perdamaian hadir pada kuliah dhuha ini. Mereka adalah pasangan suami istri Santi Soekanto-Dzikrullah dan salah seorang warga Indonesia yang menjadi korban kebiadaban israel yakni Surya Fahrizal. Ketiga orang ini secara bergantian menceritakan pengalaman mereka selama berlayar menuju Gaza. Mulai dari keberangkatan kapal Mavi Marmara dan beberapa kapal kecil lainnnya menuju Gaza hingga tragedi kemanusiaan yang dilakukan oleh laknatullah Israel saat menyerbu kapal kemanusiaan tersebut.
Sungguh luar biasa perjuangan kemanusiaan yang dilakukan demi memberikan dukungan bagi rakyat gaza. Aksi itu mampu menembus dimensi religi, bangsa, warna kulit hingga mereka berintegrasi dalam sebuah tekad mulia untuk membantu saudara kita yang ada di Gaza. Diceritakan bagaimana seorang pastur berada bersama dalam kapal Mavi Marmara tersebut. Pastur ini telah membela perjuangan rakyat palestina berpuluh-puluh tahun lamanya, ironi jika melihat apatisme seorang muslim ketika melihat derita saudaranya yang dijajah zionis. Belum lagi kisah orang-orang hebat yang mendukung sepenuh hati dengan harta dan nyawa demi kemerdekaan mutlak warga gaza dan rakyat Palestina secara keseluruhan.
Kebrutalan tentara Israel terlihat jelas pada rekaman video yang diputar pada saat acara berlangsung. Selepas relawan melakukan sholat shubuh, tentara Israel dengan persenjataan yang lengkap langsung menyerbu Mavi Marmara dan melakukan serangan membabi buta hingga menewaskan 9 orang relawan. Salah seorang relawan ditembak di bagian kepala hingga menembus ke tengkorak di belakang kepalanya. Keadaan menjadi terlihat sangat kacau pada saat serangan tersebut. Salah seorang tentara israel berhasil ditangkap dan dipukuli oleh para relawan. Untungnya tentara israel tersebut tidak dibunuh. Salah seorang relawan mantan prajurit bersenjata USA mengatakan bahwa “kita para relawan tidak sama dengan mereka (Israel)”.
Sungguh kental ikatan kemanusiaan yang terjalin dalam perjalanan itu. Muslim, kristen, hingga seorang yahudi pun turut serta. Latarbelakang pejuang kemanusiaan ini pun datang dari berbagai kalangan yang semuanya bersatu padu demi menunjukkan aksi solidaritas, demi membuka mata dunia, demi menyengat perserikatan bangsa-bangsa bahwa saat ini, sekarang ini masih terdapat penjajahan teritori dan penjajahan kemanusiaan yang terjadi di hadapan kita bersama. Bahwa rakyat Palestina tidak sendiri, masih banyak yang peduli dan berjuang bersama. Semoga Allah senantiasa melindungi saudara2 kita yang ada di Palestina dan kita doakan para pejuang yang masih non-muslim segera bersyahadat agar amalannya tidak sia-sia.
sumber foto : Rady raziman
video kebiadan Israel dapat diunduh di sini
Tinggalkan Balasan