Jalan yang mana?
Juni 19, 2011 § 4 Komentar
Hidup ini tidak pernah terlepas dari segala pilihan. Tidak ada pilihan yang benar atau salah selama kita punya alasan rasional dan mau bertanggung jawab atas pilihan tersebut. Pun halnya bagi seorang sarjana. Dilema tak jarang menghinggapi, kegalauan akan masa depan selalu menghantui.
Menjadi sarjana tidak serta merta melepas beban atau tanggung jawab, justru sebaliknya. Dunia sebenarnya terpampang jelas di hadapan mata. Tinggal dipilah pilah jalan mana yang akan diikuti, dan mana yang akan ditinggali. Tidak banyak pilihan bagi seorang sarjana, dengan beban yang melekat erat di pundak, terlebih sarjana dari kampus terkemuka. Menjadi pekerja, melanjutkan sekolah, membuka lapangan kerja atau bahkan menjadi hamba bermuram durja yang tidak tahu arah untuk melangkah.
Menjadi pekerja sepertinya jalan teraman yang dipilih. Tidak masalah jika opsi pertama yang menjadi tambatan hati. Pada dasarnya toh memang kampus-kampus yang ada mencetak pekerja-pekerja yang ahli di bidangnya. Tinggal kita memilih mau menjadi pekerja seperti apa, occupation, profesion, atau vacation. Ketiga definisi kerja ini didasarkan atas bagaimana seseorang memandang pekerjaannya tersebut seperti yang tertuang dalam bukunya mas Marpaung Parlindungan, Fulfilling life. « Read the rest of this entry »