Tafakur
April 28, 2010 § 3 Komentar
cinta..
Tuhan..
saat aku menyukai seorang teman
ingatkanlah aku bahwa akan ada suatu akhir
sehingga aku tetap bersama yang tak pernah berakhir
Tuhan..
ketika aku merindukan seorang kekasih
rindukanlah aku kepada yang rindu cinta sejati-Mu
agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi
Tuhan..
jika aku hendak mencintai seseorang
temukanlah aku dengan orang yang mencinta-Mu
agar bertambah kuat cintaku pada-Mu
Tuhan..
ketika aku sedang jatuh cinta
jagalah cinta itu
agar tidak melebihi cintaku pada-Mu
Tuhan..
ketika aku berucap aku cinta pada-Mu
biarlah kukatakan kepada yang hatinya tertaut pada-Mu
agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu
Sebagaimana orang bijak berucap
mencintai seseorang bukanlah apa-apa
dicintai seseorang adalah sesuatu
dicintai oleh orang yang kau cintai adalah sangat berarti
tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalany
(MaPI no.10 Th.IV Oktober 2003)
Pacaran ada kok dalam Islam
April 17, 2010 § 1 Komentar
Pacaran ada ga sih di dalam Islam?bagaimana dengan pacaran islami?
klasik, itulah yang pasti terbayang dalam pikiran kita ketika fenomena pacaran dipandang dalam perspektif islam. tidak perlu ekspert untuk membahasnya. Sudah sering dan terlalu sering bahkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu dipertanyakan dengan jawaban yang diberikan selalu identik. Kira-kira jawabannya adalah seperti ini.
Islam tidak mengenal pacaran. hal ini sudah dengan sangat jelas termaktub dalam Al-Quran surat al-israa “dan janganlah kau mendekati zina, karena sesungguhnya zina merupakan perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. tidak ada namanya pacaran islami. karena islam hanya mengenal ta’aruf dan menikah.
seperti itulah jawaban yang selalu hadir untuk pola pertanyaan yang sama. Lalu bagaimana dengan hubungan tanpa status? bagaimana dengan pacaran setelah pernikahan. Apa definisi pacaran??apakah mesti diinisiasi oleh sbuah isitlah”penembakan”?. Pacaran hanyalah masalah status namun muatan dalam pacaran itu yang lebih substantif. Banyak pihak yang tidak melegalkan hubungannya dalam bingkai pacaran akan tetapi agenda di dalamnya tidak jauh berbeda.
Terkadang pola berpikir kita terjebak dalam hegemoni palsu yang membingungkan. Mengatakan ini itu tentang buruknya pacaran dalam kacamata islam tapi sms mesra kadung sering dilancarkan. Pacaran dianggap mendekati zina berduaan membahas ini itu tidak pernah alpa. Dengan keadaan seperti ini status hubungan tidak lagi menjadi penting namun bagaimana interaksi kita terhadap lawan jenis dalam keseharian yang lebih dititikberatkan. Lupa atau pura-pura lupa seolah menjadi bagian dalam sebuah alasan. alasan yang melahirkan pembenaran. Segenap pembenaran untuk berbagai “chemistry” yang terjadi.
Lebih-lebih istilah hubungan tanpa status telah mengalami revolusi dalam makna. Tidak jarang aku mendengar si fulan nge-tag fulana meskipun entah kapan nikahnya. Yang penting ada upaya-upaya legalisasi untuk menjaga tuh akhwat ga kemana-mana, ga diincer m ikhwan lain. Syukur-syukur kalo jadi, kalo batal yah si akhwat jauh lebih menderita secara psikologis.
Kang salim pernah berujar dalam salah satu bukunya. Daripada sibuk mikirin bagaimana dapetin jodoh A, B, C lebih baik kita sibukkan diri untuk terus meningkatkan kualitas pribadi hingga kita bisa dapet yang lebih baik daripada A, B atupun C tersebut.
unfortunately, berbagai kenyamanan yang dihasilkan dari interaksi sepasang pemuda-pemudi dalam bingkai hubungan tanpa status membuat semuanya terlupakan. Mencoba menikah menjadi sebuah hal yang wah. Jadinya yah hubungan tanpa status jalan terus tanpa kenal putus. Ga di kampus, lagi ngaskus atopun lagi baca novel lupus (hohoho).
Daripada berlimang dosa dalam ikatan tanpa arah lebih baik pacaran aja. Pacaran yang indah, yang dibingkai oleh keberkahan. Pacaran setelah pernikahan. Ini jauh lebih baik. tidak hanya dalam kacamata manusia, tapi berkahnya dari Allah seharusnya menjadi cita-cita.
Allah telah memberikan karunia akal bagi kita untuk mampu memilih. selalu ada pilihan dalam setiap kesempatan. kita yang memilih kita yang menentukan. keindahan semata yang semu tak terkira atau justru penilaian indah di mata Allah. semoga kita semakin bijak memandang berbagai hal…
ditulis untuk mengingatkan diri saya pribadi.