Alasan Orang Indonesia Berbahasa Inggris

Desember 27, 2013 § 2 Komentar

Di sebuah kantor berlantai 20, seorang pria dengan setelan jas rapihnya tengah berbicara dengan kolega di salah satu kubikel yang riuh akibat lalu lalang pegawai lain yang nyaris terlambat.

“Iya nih, gue coba ensure customer kalo produk kita ini memang yang paling prominent

“Bener bro yang lo bilang, tapi sebisa mungkin kita harus bikin rencana yang visible (feasible maksudnya) biar kita bisa ambil keputusan yang lebih firm”.

“Hmmm.. Tapi gue harus nge report (?) secepatnya. Report gue harus disubmit (pfftt) besok malem paling lambat”.

meme

Yah seperti itulah salah satu contoh dialog Indonesia-Inggris dengan segala kesemrawutannya yang sering kita (gue) denger. Bahasa inggris sudah menjadi bagian dari masyarakat, terutama untuk mereka yang tinggal di perkotaaan dengan segala gaya hidupnya.

Pemerintah pun tak mau kalah, bahasa inggris dijadikan mata pelajaran pokok sebagai bagian kurikulum. Mendiknas beralasan agar siswa bisa menonton film barat tanpa subtitle. 

Gue pribadi pertama kali belajar bahasa inggris formal saat duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Kesan gue saat itu sungguh buruk. Entah belajar bahasa inggris dari mana, guru bahasa inggris gue, yang juga merangkap sebagai guru olahraga, menterjemahkan “good bye” sebagai “Selamat datang“. Crap!!.

Gue sudah mencoba menjelaskan. Tapi apa daya, Ia ga mau menerima penjelasan gue. Dia bilang gue terlalu kaku kayak kanebo kering. Lalu karena kesel, gue hantam guru tersebut dengan sinar laser pahlawan bertopeng bip bip bip bip…

Dewasa ini, akibat teori konspirasi dan konsep tatanan dunia baru (keselek), orang-orang sangat merasa perlu berbahasa inggris. Pengaruh globalisasi dimana sekat yang membatasi teritori suatu negara sudah dapat ditembus melalui aspek lain seperti pendidikan, kebudayaan hingga dunia kerja. Di era yang serba canggih dan semakin mendekati China-ASEAN Free Trade Association, bahasa inggris memang dianggap sangat vital.

Jadi jangan heran jika suatu saat lo naek ojek dari kuningan, tukang ojeknya adalah seorang bule afrika yang berbahasa Swahili plus Inggris sekaligus.

Kini para orang tua semakin gencar mendidik putra-putri mereka dengan bahasa inggris, di sekolah maupun lingkungan keluarga. Nanti akan ada anak usia 5 tahun berlari-lari memanggil tukang bakso yang lewat depan kompleknya sambil berujar

“Mang, Stop! please. Let me have a bowl of meatball. I am definitely hungry. Hurry, or I’ll kick you’re a** “(bocah salah asuhan).

Gue pun menyimpulkan beberapa alasan orang Indonesia berbahasa inggris dalam kesehariannya.

 1. Survival

Ya, “survival” adalah alasan paling mendasar mengapa orang Indonesia harus berbahasa inggris. Mengapa survival? Karena jika mereka menggunakan bahasa sunda atau jawa, mereka ga bisa bertahan hidup.

Alasan survival ini mengingatkan gue pada salah satu episode Spongebob saat tersesat bareng Squidward dan Patrick. Puja kerang ajaib!

Survival berlaku bagi orang Indonesia yang tinggal di luar negeri, misalnya buat mereka yang sedang menempuh pendidikan di eropa atau U.S.A. Mereka dituntut untuk mampu berbahasa inggris agar tahu caranya menawar harga cabe di pasar tradisional atau berdebat dengan bule, siapa yang lebih cocok jadi presiden Indonesia, Farhat Abas atau Bang Haji Rhoma.

Kampus-kampus  di negara tujuan pendidikan tersebut tidak akan memberikan pelajaran dalam bahasa Indonesia. Semua textbooknya pun didominasi oleh bahasa inggris.

“Terus kalo ga bisa bahasa inggris, gue ga bisa keluar negeri?”

Tenang, masih ada banyak negara yang mengakomodir kalian yang ingin kuliah atau menetap di luar negeri tanpa perlu menguasai bahasa inggris. Sebut saja kuliah ke India. Yang kalian perlukan hanya kepala yang bergoyang, bisa nyanyi dan tari khas negeri hindistan.

Jadi, saat lo mau ngobrol sama bangsa dravida kalian cukup bilang “aja, aja (sambil goyang kepala)”. Lalu segera cari tembok buat joget. Mission accomplished.

Gue inget banget salah satu scene kuch kuch hota hai yang fenomenal itu. Kajol masih bisa nyanyi di saat sedih bertemu kembali dengan rahul. Secepat kilat gue bbm Inul.

“Mbak, buru gih buka keroke di India. Dijamin laku” 

Inul dengan santainya menjawab

“Lo siape tong?”

2. Tuntutan Pekerjaan

Gue udah singgung di atas. Karena tuntutan pekerjaan, banyak orang Indonesia bercakap dalam bahasa inggris terutama untuk pekerjaan yang menuntut interaksi dengan bule. Lebih-lebih orang jawa. Hampir tiap hari mereka bertemu sama bule, pale juga.

Gue pernah menghadapi complain dari orang Taiwan. Parahnya, dia ga bisa bahasa inggris maupun bahasa Indonesia. Seketika gue nyesel kenapa dulu ga pernah nonton Serial Siluman Uler putih tanpa dubbing.

Akhirnya, siang itu gue berhasil mencampuradukkan bahasa inggris, bahasa Indonesia dan sedikit bahasa isyarat.

vicky

Saat meeting dengan sesama orang Indonesia pun sangat lazim untuk mendengarkan percakapan dengan beberapa diksi berbahasa inggris.  Kata-kata seperti “even” “totally”  sudah khatam gue denger. Dan lucunya, tanpa disadari banyak yang latah menggunakan bahasa inggris yang salah secara gramatikal. “worth it” dibilang “worthed”; “bored” diucap “boring”.

Yaelah bro, lo bukan Syahrini yang seenaknya ngomong comfortable jadi comfi, my husband berubah jadi my hubby, Vimes, Sun Fransisco.

What, “Sun”? kill me mom, kill me….

Banyak juga yang mencampur aduk bahasa inggris dengan bahasa Indonesia sehingga jadi rancu.

“Seharusnya dia diinvolve dalam persoalan ini”

Hey, heloo… Sejak Tersanjung belom jadi sinetron,“involve”  adalah bentuk aktif dengan makna “melibatkan”. Terus kalo “diinvolve” gimana gue ngartiinya? Di-melibatkan-?

Kalo maksudnya adalah “dilibatkan”, tolong jangan tambah imbuhan “di” lagi wahai para karyawan perusahaan yang pinter-pinter.

3. Lagi belajar

Salah satu alesan paling rasional mengapa orang Indonesia berbahasa inggris sehari-hari adalah “lagi belajar”, biar bisa ngomong sama bule. Padahal di saat bersamaan, Sacha Stevenson sedang ber-cas-cis-cus ria dengan bahasa indonesianya yang diunggah di youtube.

Bule ini fasih berbahasa indonesia

Bule ini fasih berbahasa indonesia

Belajar bahasa inggris itu tidak pernah lebih sulit daripada belajar bahasa Indonesia. Tengok saja nilai peserta ujian nasional. Kebanyakan mereka memiliki nilai bahasa inggris yang lebih baik daripada bahasa sendiri. Mungkin bocoran kunci jawabannya lebih akurat.

 Sebagai buktinya, lo pasti lebih sering ngeliat para pesohor dan pesolek di TV menyebut “endonesia” daripada “Indonesia”. Mereka lebih fasih berucap “annihilation” atau “exasperation” dengan logat English native.

Orang Indonesia lebih suka hal-hal yang praktis, karenanya mereka sebisa mungkin belajar bahasa inggris agar tidak perlu mengucapkan kalimat-kalimat yang panjang.

“Adi dan budi bermain bola dengan sangat baik. Mereka berdua sangat tangguh. Aku tidak senang melihat semua hal itu”

Lah, kalo ditranslasi ke bahasa inggris kan jadi gini

Adi and Budi Plays soccer well. Both are great. I don’t give a damn…”

Jauh lebih singkat, bukan?

 4. Keren-keren an

Yooo man, I aint  worried bout nothing.

Dengan mengucapkan kata-kata di atas, beberapa orang sudah merasa diri mereka keren badai. Entah kenapa, apapun alasannya, orang yang berbahasa inggris level ke-keren-an nya naik 5 level. Menurut mereka!.

Belum lagi di media sosial. Ngetwit akan jauh lebih afdol jika menggunakan bahasa inggris. Caption Instagram juga lebih terkesan “Wah” dengan #Cute #Excellent #Sunset dibandingkan #lucu #katro #kampret.

Bahasa inggris seolah sudah menjadi tren dan simbol kemapanan. Terlebih untuk para mereka yang menyematkan diri sebagai kaum urban, “Ga berbahasa inggris ga gaul menn”.

Kalo udah sok keren-keren an semua kalimat bahasa inggris yang dia punya bakalan dikeluarin. Hebohnya udah level Farhat Abbas.

Ngucapin Selamat pada hari raya pun pake bahasa inggris “Happy ied” “Happy eastern” “Merry X-mas”. Ngapain cape-cape, padahal udah ada Prabowo yang ngingetin kita jadwal hari besar keagamaan lewat iklan di TV.

Akhirnya, kalo cuma mau ngetop dengan bahasa slang atau istilah aneh, mending lo temenan sama Syahrini. Ulala, cetar membahana gegap gempita gelora asmara.

 5. Biar bisa jadi supir taksi

sumber : top10terbaik.blogspot.com

Nah buat lo yang kudet, sekarang udah ada sopir taksi yang jago berbahasa inggris. Namanya adalah Bapak Tarnedi.  Beliau sangat bersemangat bicara dalam bahasa inggris  dan “memaksa” penumpang berbicara dengan bahasa yang sama.

Beliau mencoba mengasah kemampuan berbahasa inggris dengan cara ngobrol bersama penumpang yang menaiki taksinya. Ia melakukan hal tersebut karena merasa selama ini sudah sangat tertinggal untuk belajar.

Berita tentang supir taksi ini sempat mengisi beberapa kolom di Koran dan majalah elektronik. Dan seperti biasa, fenomena seperti ini biasanya langsung menjadi objek wawancara di berbagai talkshow.

Jadi, sekarang bertambah lagi alasan orang berbahasa inggris yaitu agar mereka bisa mnjadi supir taksi. Gue rasa ke depannya seleksi supir taksi bakal lebih susah. Toefl minimal 600. anyone?

Iklan

Where Am I?

You are currently browsing entries tagged with bronx at I Think, I Read, I Write.

%d blogger menyukai ini: