15 Hari Introspeksi Blog
Oktober 5, 2015 § Tinggalkan komentar
Gagasan adalah hal yang paling penting sebelum mulai menderetkan alfabet di atas ranjang. Di atas halaman baru microsoft office maksud gue. Kala kehabisan bahan bakar buat nulis, blogwalking kerap kali menjadi solusi yang ampuh. Ia sudah menjadi kebiasaan bloger untuk menambah referensi tulisan selain tentunya adalah dengan membaca banyak buku, berdiskusi dan traveling
Seperti kali ini, saat berselancar di salah satu tautan pertemanan di blog, gue mendapati sebuah blog challenge tentang tantangan 15 hari introspeksi blog. Introspeksi dalam terminologi ini berarti menilai kembali perjalanan blog dari awal hingga kini. Istilah kerennya sih berkontemplasi. Meraba-raba apakah niatan awal ngeblog masih sama dengan sebelum-sebelumnya. Apakah sudah ada perbaikan dari entry ke entry. Apakah masih alay, galau dan mengalami disorientasi serta penyimpangan-penyimpangan lain? :D.
Setelah melihat poin-poin introspeksinya, gue tertarik untuk pertama kalinya ikutan tantangan menulis di blog. Berhubung waktu untuk bloging terbatas dan juga poin-poin pertanyaan di tantangan ini bisa jadi hanya beberapa kalimat saja, gue memutuskan untuk memuat semua pertanyaan dalam sekali ulas.
Gue buat semacem wawancara sehingga seolah ada proses dialektika.
Apa yang melatarbelakangi lo nge-blog?
Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, gue udah seneng nulis, walau ga terlalu inget apa yang dulu gue bahas di personal computer jadul dengan prosesor Pentium 1. Saat SMA, kegemaran gue menulis tetap dipertahankan. Paling sering buat tulisan di dinding toilet sekolah. Kadang-kadang di bawah meja kelas. Andri love Markonah. Misalnya. Eh itu semacem tulisan bukan, sih?. Lebih sering lagi menulis kisah masa depan kita di atas butiran pasir yang tertiup debur ombak. Hoammmm!!!!.
Waktu itu gue belum mengenal istilah bloging karena internet belum sepopuler sekarang. Dunia maya pun masih seputar MIRC dan google. Namun semua berubah tatkala gue menempuh pendidikan sarjana. Penetrasi internet semakin menggila. Dari sinilah gue mulai sedikit mengetahui tentang blog, bloging meskipun belum secara official membuat blog pribadi. Awalnya gue memanfaatkan facebook notes untuk membuat tulisan yang panjang. Tapi lama kelamaan gue merasa kurang nyaman menjadikan facebook sebagai tempat menuangkan cerita dan aktualisasi diri. Gue ngerasa facebook, waktu itu, lebih tersegmentasi sebagai wadah untuk pamer status dan update gambar sambil ngegalau, curhat. Karena semua akan alay pada waktunya.
Tahun 2009 temen kelas SMA gue nyebar undangan pernikahan. Waktu itu gue kepikiran untuk mengabadikan kisah temen-temen kelas yang akan menikah dalam sebuah wadah yang bisa diakses kapan pun baik oleh gue, Aliando ataupun orang lain. Akhirnya gue berkenalan dengan wordpress, situs penyedia jasa bloging gratis. Dengan metoda coba-coba, September 2009 gue meninggalkan entry pertama di wordpress tentang pernikahan temen gue tersebut. Walau tulisannya masih kacau balau, setidaknya gue menemukan tambatan hati buat menumpahkan segala cerita dan keluh kesah. Astaga, bahasa gue keren banget!.
Intinya di blog ini gue bisa nulis apa aja yang gue mau, yang gue suka. Area personal gue. Gue mau nulis tentang humor jayus, analisa politik asal-asalan atau bahkan ga nulis pun itu jadi domain gue. Bagi yang tidak suka atau tidak setuju, silahkan mampir ke toko sebelah.
Arti Nama Blog
Oke. Gue narsis. Ketimbang memilih nama-nama komersial, legit, unik sebagai alamat blog, gue lebih percaya diri dengan menjadikan nama gue sebagai alamat blog. Lengkap dengan tanggal dan bulan lahir. Jujur saja nama ‘Andri’ bener-bener pasaran. Di ruangan kerja gue ada 3 nama ‘Andri’. Kurang bangke apa coba. Lo udah kyk beli chiki gopek eh ada hadiah duit seceng. Manggil satu yang noleh tiga. Makanya gue selalu menambahkan embel-embel tanggal dan bulan lahir di belakang username beberapa akun termasuk blog. Manatau ada yang tiba-tiba ngasih gue hadiah saat ulang tahun.
Proses Bloging
Ada dua proses bloging. Proses pertama adalah proses menulis jamak yang banyak dibahas di textbook bahasa Indonesia. Menentukan tema, membuat kerangka tulisan, membuat sub kerangka dan kesimpulan. Tak lupa menentukan jenis tulisan apakah eksposisi, deskripsi, argumentasi dan lain lain. Untuk proses pertama kebanyakan digunain buat nulis hal-hal yang serius atau saat ikut lomba. Tak lupa berbagai referensi gue gunain untuk memperkuat argumentasi tulisan sehingga lebih akurat dan detail. Proses ini memakan waktu yang lebih lama karena harus memperhatikan dengan baik dan benar isi tulisan. Dan hasilnya tidak terlalu buruk. Saat ikut lomba menulis pertama kali, gue menang juara 3 dan dapet hadiah ponsel Samsung Galaxy SIII yang gue pake sampe sekarang. Ga tanggung-tanggung, jurinya pun adalah Ndorokakung, bloger yang terkenal itu loh.Tapi gue agak nyesel. Kalo saja gue dapet juara 1 pasti hadiahnya Samsung Galaxy SI.
Untuk lomba-lomba berikutnya, gue selalu menggunakan metoda pertama. Meskipun ga pernah lagi juara namun beberapa kali gue mendapatkan hadiah hiburan semisal token listrik 100 ribu saat ikut lomba blog dari PLN, dapet kesempatan turut serta pre launching OPPO N-1 serta pernah mendapatkan job saat harus endorse sebuah perusahaan survey properti dengan imbalan sebesar 20 dolar amerika serikat. Wow banget. Bukan masalah nominal tapi tentang kepuasan.
Proses kedua adalah metoda random. Jadi gue dengan semena-mena menulis apa saja yang nyangkut dan terselip di otak gue. Ide-ide tersebut lalu gue sambung-sambungin dengan menambahkan poin-poin penting. Metoda ini lebih mudah namun kurang terstruktur sehingga tulisan yang dihasilkan pun agak ngaco secara literasi. Bahkan tema tulisan menunggu di bagian akhir setelah kesimpulan. Metoda ultra deduktif.
Post Favorit
Tidak ada yang benar-benar favorit. Namun jika harus, fardhu ‘ain untuk memilih, gue menunjuk postingan ‘3 Langkah Jitu Menghemat Energi dan Menjaga Lingkungan’ sebagai salah satunya. Karena postingan ini lah yang berhasil memberikan telepon seluler yang gue gunain sampe sekarang.
Selain itu postingan dengan judul ‘Satu hati dua cinta’ yang pernah nangkring di situs eramuslim bisa jadi salah dua postingan favorit lainnya. Kejadiannya sekitar tahun 2010. Coba search saja ‘satu hati dua cinta eramuslim’ di google.
Postingan dengan jumlah View terbanyak
Rasanya postingan favorit gue adalah postingan dengan jumlah view terbanyak.
Which Post Continues to Give
Jujur, untuk pertanyaan ini gue ga tau maksudnya apa. Itulah mengapa ditulis tetap dalam bahasa aslinya, inggris. Mungkin, Mungkin loh ya, maksud dari pertanyaan ini adalah postingan mana yang memberikan pengaruh ke orang lain. Benerkah ini yang dimaksud?. Kanda bingung, dik.
Kalo iya, berarti postingan yang memberikan pengaruh ke orang lain adalah postingan tentang pendakian ke Merbabu dan juga tentang euphoria. Kalo bukan, berarti gue mesti kursus TOEFL intensif.
Postingan dengan komen terbanyak
Antara Jawa dan Minang mungkin. Gue ga tau gimana caranya ngecek postingan mana dengan komentar terbanyak selain dengan cara manual.
Postingan tersulit
Ummm….
Tulisan yang membuat lo menyesal telah menulisnya
Usai wisuda, sarjana-sarjana baru sibuk untuk menyiapkan diri menjadi seorang pekerja. Lamar sini, lamar situ. Interview ini interview itu. Nah, suatu ketika gue dipanggil interview oleh salah satu restauran keluarga yang punya banyak outlet di mal ataupun rest area. Karena gue ngerasa ga pernah melamar kerja ke perusahaan bersangkutan dan juga ga ngerti gimana sistem rekrutmen itu bekerja, gue dengan pongahnya membuat tulisan yang menyindir dan ‘merendahkan’ perusahaan tersebut. Dan sedihnya, tim HRD restoran tersebut, yang sempat menghubungi gue untuk wawancara, membaca postingan yang gue buat.
Gue beruntung embak-embak HRD tidak melaporkan gue atas pencemaran nama baik dan melanggar UU ITE. Bisa-bisa gue dibui dan meminta perlindungan Kak Seto. Si Embak ‘hanya’ memberikan komentar yang ngeri-ngeri sedap. Gue pun merasa sangat berdosa dengan ulah konyol itu dan mencoba meminta maaf di kolom komentar tulisan yang sama lalu menghapus postingan tersebut dari blog gue selamanya.
Kesulitan dan tantangan terberat selama Bloging
Menuliskan kalimat pertama. Kalimat pertama adalah bagian tersulit dari sebuah tulisan. Fiksi maupun karya ilmiah.
Aspek Favorit selama Bloging
Saat mengkontruksikan ide-ide menjadi tulisan
Bagaimana bloging mengubah hidup lo?
Setiap kali gue menekan changer dan mengucapkan ‘berubah’ atau ‘henshin’
Apa yang kamu pelajari dari bloging
Menulislah pada tempatnya. Menulislah karena apa-apa yang hanya terucap ia akan menguap. Apa-apa yang tertulis mereka mengabadi.
Rencana ke depannya buat blog lo?
Gue sering ngarep dan ngayal kalo tulisan gue bisa dibukuin terus terjajar di rak-rak buku Gramedia. Atau menjadi most wanted book di Book Fair. Tapi gue orangnya takut terkenal. Hahaha.
Ke depannya gue bakalan tetep menulis suka-suka. Menulis tanpa dipaksa-paksa. Tapi tetep membumbui tulisan-tulisan gue dengan sejumput ilmu, setitik pengetahuan. Ceile!.
Role-model dalam bloging?
Gue sering blogsurfing ke beberapa portal, blog pribadi dan artikel-artikel untuk mencari referensi tulisan yang berkualitas. Di antara sekian banyak referensi tersebut gue suka beberapa blog dengan konten humor. Dulu gue sempet menjadikan blog ‘Derita Mahasiswa’ sebagai acuan untuk tulisan dengan sentilan guyon. Tapi sekarang tidak lagi sejak blog tersebut tidak pernah diupdate.
Untuk sekarang tidak ada blog yang bener-bener menjadi role model dalam bloging.
Yoi, segini dulu aja introspeksi 6 tahun perjalanan gue ngeblog. Banyak hal yang sudah gue tulis di blog ini. Ujung-ujungnya ia harus menjadi dokumen yang mampu menerbangkan imaji dan kenangan gue kembali ke saat tulisan-tulisan itu dibuat. Ke depannya gue tetep berusaha menerbitkan minimal satu tulisan per bulan. Semoga tetep mampu menyajikan informasi dan bermanfaat.
Salam ci…lukk…baa…
Mmuahh!!!!.
Tinggalkan Balasan