Cinta yang Berbeda
Desember 10, 2014 § Tinggalkan komentar
Ada perasaan yang berbeda yang bersemayam di hati. Getaran ini tak sama. Ia menciptakan riak takjub, mensintesa cemas, menimbulkan sebuah kecintaan yang jauh dari apa yang selama ini pernah dirasakan. Getaran itu kini beresonansi dan bermuara pada haru yang membiru saat gerakan-gerakan ajaib itu menghentak kencang dari dalam rahim.
Keluarga adalah miniatur sebuah peradaban. Karenanya, setiap orang seharusnya menyadari bahwa menikah merupakan proses membentuk peradaban baru dengan keluarga sebagai batu bata penyusunnya. Atau istilah kerennya ‘menikah adalah sebuah proyek peradaban’.
Saya dan istri merasa sangat bersyukur atas kehamilan yang relatif sangat cepat yang Allah amanahkan. Saat mengetahui bahwa di dalam rahim istri saya tengah hidup sebuah nyawa yang berkembang setiap waktunya, ada cinta yang turut serta tumbuh. Rasa ini tak biasa. Ia tidak berupa cinta dengan aroma nafsu. Cinta ini berwujud perasaan untuk mengerahkan segenap kemampuan untuk melindungi dan mencurahkan perhatian atasnya lebih daripada yang pernah ada.
Ada simponi haru setiap kali aku merapatkan telinga ke perut istri. Denyut jantung itu berdegup lemah namun setiap detakan itu sudah cukup untuk menguatkan semangat menyiapkan diri menjadi orangtua. Tak jarang kaki dan tangan itu meninju atau mungkin menendang rahim tempat di mana ia tinggal. Mungkin kelakuan tersebut adalah bentuk pembangkangan atau upaya pemberontakan karena tempatnya berdiam sudah tidak bisa berkompromi dengan ukuran tubuhnya yang semakin membesar seiring bertambahnya waktu.
Semakin hari tendangan dan pukulan itu semakin kencang. Kelak, kami ingin engkau menjadi seorang pejuang yang gagah perkasa dalam membela hak-hakmu dan hak-hak agamamu. Jadilah kau sekokoh karang laksana ketangguhan Muhammad Al Fatih saat merobohkan tembok bizantium.
Nak, cinta kami atasmu bukanlah cinta biasa. Dulu ayah tak mengerti mengapa kakek dan nenek melindungi ayah atau ibu dengan cara yang sama dengan apa yang kami lakukan kepadamu. Sekarang ayah sadar bahwa saat menjadi orang tua ada cinta yang berbeda yang mengalir dalam setiap hela nafas mereka. Cinta ini mengedepankan sebuah proteksi, rasa cemas dan kebanggaan atas objek yang dicinta.
Kami senantiasa mendoakan engkau dalam setiap lirih. Kami ingin engkau menjadi anak yang shalih. Oleh sebab itu, kami memilah apa yang selayaknya dan sepatutnya kau dengar sejak di usia kandungan. Jika para orientalis atau ilmuwan barat merekomendasikan Mozart guna membantu meningkatkan kemampuan otak maka kami lebih memilih lantunan Ar-Rahman Syaikh Mishary. Sungguh, sebaik baik perkataan adalah Al Quran. Kami ingin apa yang pertama kali kau kenal dan terdengar olehmu adalah kalam Ilahi bukan not balok karya musisi atau lantunan merdu para biduan.
Nak, saat usia kandungan ibumu memasuki 7 bulan, dokter mengatakan bahwa ada cairan berlebih di otakmu. Saat ibumu memberitahu ayah kondisi tersebut, ayah langsung kalut dan sedih. Belum pernah ayah merasakan sebuah kekhawatiran lebih-lebih daripada ini. Cinta ini memang berbeda, nak.
Sontak ayah menduga apakah itu hidrosefalus ataukah kemungkinan kelainan lain pada otakmu. Pikiran ayah tak tenang kemudian. Pun halnya dengan ibumu. Kami mencoba ikhlas dan menyiapkan semua kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi kepada engkau. Selang beberapa pekan, dokter mengatakan bahwa cairan berlebih di otakmu sudah hilang, nak. Bukan main bahagianya ayah serta ibu mendengar berita itu. Berita yang jauh lebih membahagiakan daripada saat ibumu menerima lamaran ayah. Saat kau sudah dewasa, ucapkanlah terimakasih dan selipkan doa pada setiap orang yang mendoakan kesehatanmu.
Nak, tak ada kebahagiaan lain selain mengetahui bahwa engkau sehat-sehat saja di dalam janin. Beratmu kini sudah mencapai 2,3 kg. Padahal 2 pekan lalu, angka itu masih berada di satu koma lima. Kami sempat khawatir dengan pertumbuhanmu. Namun tak ada yang dapat kami lakukan selain doa tak terputus agar engkau senantiasa sehat.
Nak, maafkan ayah yang tak bisa menyapamu setiap hari. Ayah hanya menyisihkan waktu-waktu sisa untuk menyapamu saat engkau tengah bercengkrama dengan ibu lewat setiap gerakan-gerakan yang membuat ibumu bertanya-tanya, apa yang sebenarnya kau lakukan di dalam sana. Kami mengira kau tengah bermain bola. Atau mungkin kau sedang mengerjakan model matematika untuk memecahan persoalan kimia fisika?.
Setiap kali ayah membisikkan kata cinta melalui suara yang menerobos dinding rahim, ayah berharap doa dan harap terdengar oleh telingamu. Sampaikah kata-kata itu kepadamu, nak?. Ayah dan ibu mendoakan kau menjadi anak yang shalih. Sehingga kelak kau termasuk 1 di antara tiga hal yang tidak akan memutuskan pahala kami.
Nak, cinta ini tak sama.
Sumber Gambar
Tinggalkan Balasan