Cerita di Balik Sebuah Foto
Agustus 24, 2014 § 2 Komentar
Berterimakasihlah pada Frans Mendoer (Mendur). Berkat Hasil jepretannya, kita setiap tahun masih dapat menyaksikan detik-detik bersejarah proklamasi kemerdekaan 1945. Frans bersama sang kakak, Alex, adalah juru foto yang bertepatan hadir pada momen di mana Bung Karno membebaskan Indonesia dari penjajahan selama bertahun-tahun. Sial bagi Alex, semua hasil dokumentasinya dirampas dan dihancurkan oleh tentara Jepang. Untungnya negatif foto hasil bidikan Frans disimpan di sebuah pohon di halaman kantor harian Asia Raya. Setelah Jepang pergi, negatif tersebut dipublikasi secara luas hingga kita bisa menikmatinya sampai sekarang.
Banyak momen penting lain yang sengaja diabadikan untuk mengenang sebuah peristiwa. Terkadang foto bercerita lebih banyak daripada kata-kata. Ia bahkan mampu mewakili sebuah sejarah. Maju sedikit ke tahun 1989, kita terbelakak oleh aksi berani seorang pria yang menghadang konvoi tank di dekat Tiananmen Square, Beijing. Foto tersebut mendapatkan perhatian yang sangat luas dari penduduk dunia. Pria tersebut sekarang melegenda dengan sematan “Tank Man”.
Gue ga akan bercerita tentang foto-foto lainnya karena blog ini bukan on the spot. Yang ingin gue tekankan adalah setiap foto yang kalian dokumentasikan mengandung ceritanya sendiri. Buat gue, Sebagian foto adalah sumber inspirasi. Gue terinspirasi memasang foto selfie gue di dapur dan loteng. Diharapkan hasilnya Lebih bagus untuk mengusir tikus, nyamuk dan kecoa daripada racun serangga komersial walaupun ga perlu bayar lebih mahal.
Foto-foto yang terdokumentasikan dalam setiap perangkat, ada baiknya dimanfaatkan untuk peristiwa yang bersejarah dalam hidup kalian. Sebelum hari-H pernikahan, gue berusaha membuat video dari foto-foto perjalanan gue dan istri. Video tersebut rencancanya diputar pada saat hari pernikahan dengan memanfaatkan salah satu layar di sudut gedung. Well, pembuatan video tersebut cukup menyita waktu. Selain harus memilah foto yang akan digunakan, mencari aplikasi yang cukup menunjang pembuatan video dari foto tidak semudah yang gue bayangkan sebelumnya. Walau memang tidak harus bayar lebih mahal. Oi, tadi udah dibahas.
Dari segenap foto yang ada, terpapar sebuah benang merah bahwa gue dan istri memang memiliki hobi jalan-jalan. Dia sangat menyukai pantai dan saya menambahkan gunung dalam destinasi perjalanan.
Untuk mengenang video tersebut, gue secara sengaja mempersembahkannya kembali ke dalam blog ini
Makasih kakak frans, berkat kakak, kita semua bisa menyaksiakan merah putih berkibar 🙂 #lebay hahaha. Tapi seriusan aku baru tau kalo sedrama itu cerita foto nya 😦
Iya mas/mbak. Banyak kisah perjuangan ga populis..
Kita hidup di atas sejarah yg penuh darah