Origin stories

Mei 5, 2014 § Tinggalkan komentar

The Grateful Dead had their breakthrough at Ken Kesey’s acid test parties.

Superman was raised by George and Martha Kent.

Hewlett Packard started in a garage.

We hear origin stories all the time. They’re magnetic enough that we write books and make movies about them.

Here’s the thing: The only thing they have in common is that they are all different.

You can’t reverse engineer success by researching origin stories. You can’t follow the same path as those you admire and expect you’ll end up in the same place.

Everything worthwhile has an origin, but those origins aren’t the reason that they are worthwhile. (Seth Godin, Origin Stories)

****

Sepakat. Gue sangat sepakat dengan tulisan singkat di atas. Seolah mengerti dengan apa yang selama ini menggema di otak gue, Seth Godin meresonansikannya menjadi sebuah tulisan yang padat dan berisi.

Sejak beberapa waktu yang lalu, gue selalu memikirkan hal yang sama tentang sebuah kesuksesan. Apakah kesuksesan seseorang bisa terulang pada orang lain? Apakah sukses itu berupa rima yang berpola? Selama ini para pakar terlalu sibuk mengumpulkan kisah orang-orang yang mengubah wajah dunia untuk diformulasikan menjadi pattern atau pola-pola yang diharapkan mampu memberikan motivasi dan sugesti bagi orang lain guna mengikuti kesuksesan yang sama.

Tercerita Steve Jobs, Bill Gates, Zuckerberg adalah para midas teknologi yang berhasil membangun kerajaan bisnisnya setelah ‘resign’ dari bangku kuliah. Gates dan Jobs malah menjadikan garasi sebagai cikal bakal Apple dan Microsoft. Terinspirasi, banyak yang kemudian percaya bahwa untuk meraih kejayaan serupa maka lulus kuliah dengan IPK 3,5 adalah sebuah ‘aib’ dan menutup celah untuk mengikuti langkah para jenius Sillicon Valley.

Kemudian orang-orang berbondong-bondong menjadikan pola hidup orang-orang panutan sebagai acuan guna meraih kesuksesan. Iya, gue percaya bahwa sejarah itu berulang. Tapi repetisi itu sifatnya acak dan tidak bisa diprediksi.

Menurut gue, tidak ada pola spesifik yang bisa mendefinisikan kesuksesan, kebahagian, kepedihan yang dialami oleh manusia di alam semesta. Pola yang ada hanya memberikan guratan kecendrungan yang bisa jadi berulang bisa jadi juga sangat berbeda. Semua peristiwa yang terjadi adalah kumpulan fragmen yang sifatnya tidak bisa diprediksi. Jadi tidak mesti duduk di bawah pohon apel untuk bisa menemukan filosofi gravitasi atau sengaja berdiam diri di dalam bak mandi demi sebuah frasa “eureka”.

Kesimpulannya, jika kita ingin melangkah, lakukan saja. Either it is good or bad, it’s not a big matter. Tidak perlu harus terpaku pada cerita yang sudah-sudah. Tapi bukan berarti kita tidak menyarikan kegagalan-kegagalan dan kesuksesan para pendahulu; bukan pula antisipasi kegagalan atau mengikuti rekam jejak kesuksesan akan secara mutlak memberikan hasil yang sama.

Everything worthwhile has an origin, but those origins aren’t the reason that they are worthwhile. You can’t follow the same path as those you admire and expect you’ll end up in the same place.

Iklan

Tagged: , , , ,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Origin stories at I Think, I Read, I Write.

meta

%d blogger menyukai ini: