Islamic Book Fair 2014
Maret 10, 2014 § 2 Komentar
Tidak pernah ada tokoh hebat, pemikir ulung, orang-orang besar terpisahkan dari aktifitas membaca. Seorang Anis Matta menghabiskan 10 jam sehari saat masa liburan sekolah dengan membaca varian jenis buku di saat teman-teman sebayanya tengah asik bermain. Para jenius di bidangnya adalah seorang yang gemar membaca. Membaca dapat meningkatkan kemampuan verbal, membantu menyampaikan ide, meningkatkan kemampuan mengatasi masalah, meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kemampuan menulis, serta meningkatkan daya ingat.
Membaca adalah aktifitas yang sudah dilakukan oleh para pendahulu manusia. Dalam sebuah riwayat disebutkan bagaimana Qabil yang kebingungan menguburkan jasad saudaranya tampak tertegun ketika seekor gagak menggali dan membenamkan mayat gagak yang mati ke dalam tanah. Qabil mampu membaca tanda-tanda alam dan menggunakannya sebagai tools menghadapi permasalahan yang dihadapi. Generasi pertama manusia pun sudah berhasil “membaca” dengan caranya sendiri.
Membaca tidak terbatas pada teks yang tertuang di kertas atau layar laptop. Membaca pada masa tersebut berarti menterjemahkan, mentranslasi fenomena yang terjadi di sekitar menjadi sebuah pelajaran berharga.
Semenjak Cai Lun menemukan kertas 2 abad sebelum masehi dan kemudian disempurnakan oleh Johannes Gutenberg dengan mesin cetaknya 17 abad kemudian, aktifitas membaca mengerucut pada interaksi manusia dan buku yang menghasilkan ide-ide.
***
Mulai tanggal 28 Februari-9 Maret 2014, Islamic Book Fair (IBF) kembali menghiasi Istora, Senayan, Jakarta. Pameran buku islam terbesar yang diadakan setahun sekali di Jakarta ini memberikan kesempatan bagi para penikmat buku untuk berburu buku dengan harga yang cukup miring.
Buat gue, IBF kali ini adalah yang kedua setelah setahuh sebelumnya gue juga menghadiri IBF di tempat yang sama. Ga Nanya ya? Yaudah gapapa. Blog blog gue ini..haha.
Berbekal semangat mencari ilmu dan rekening yang masih utuh (habis gajian ceritanya), gue langsung melancong ke IBF pada hari pertama mereka buka. Gue harus menyusun strategi dan memilah terlebih dahulu buku apa saja yang menjadi prioritas untuk dibeli yang sesuai dengan kebutuhan dan kantong. Buat gue, berada di lautan buku adalah kebahagiaan yang sangat luar biasa, dikelilingi oleh khazanah pengetahuan yang membuncah.
Gue berhasil memindai beberapa buku yang sangat direkomendasikan untuk dibaca. Salah satu buku yang paling dicari oleh gue dan banyak orang lainnya adalah buku terbarunya Ust Salim A. Fillah Lapis-lapis keberkahan. Cuplikan adegan beberapa orang yang menyengaja diri mampir ke stand proumedia untuk sekedar melihat dan bertanya kepada penjaganya seputar kapan buku terbaru Ust Salim terbit, masih terekam jelas di memori gue.
Sambil mencari-cari, sesekali gue melihat stand-stand yang berjajar di bilik-bilik tersusun nan ajeg. Stand Mizan masih menggurita. Koleksi buku yang berlimpah dari penulis ternama menghiasi stand yang berada di beberapa titik. Buku Ust Felix Siauw masih menjadi santapan iman yang paling laris. Bertutut-turut Stand Republika dan gema insani menjadi beberapa stand yang paling diminati oleh pengunjung.
Wajah anis matta juga turut meramaikan pameran buku. Dengan siluet setengah badannya yang tengah mengepalkan tangan bak orang yang sedang berorasi memenuhi rak-rak buku di beberapa stand. Anis matta kembali menuangkan gagasan cemerlangnya dalam buku “momentum kebangkitan”. Buku yang berisi enam orasi dan tiga narasi Anis matta dalam berbagai forum publik dan kepartaian. Sejujurnya, saya pun masih belum tertarik membeli buku ini karena masih ada antrian panjang wishlist book yang harus dibeli.
Di tengah sesak dan padatnya manusia, ada kebahagian tersendiri saat gue berada di tengah pameran. IBF memberikan ruang bagi semua buku bernafaskan islam dari semua aliran/gerakan/manhaj atau apapun klasifikasi yang orang-orang sematkan untuk pemahaman tarbiyah ikhwan, khilafah HTI, Salafi dll. Buku-buku dari berbagai pergerakan hadir dengan daya tariknya masing-masing. Yang paling mencolok adalah stand ikhwan dan HT. Stand ikhwan dapat dicirikan dari buku-buku yang mengusung ide demokrasi dalam islam, tentang PKS, buku-buku karangan kader. Sementara HTI dapat dicirikan dari konten bukunya yang berbau khilafah dan strateginya. Salafi, JT bisa dikelompokkan berdasarkan jenis buku yang lebih menitikberatkan pada fiqh kontemporer dan buku-buku yang apolitis.
Melihat toko buku tersebut berjajar berdampingan, yang bisa jadi buku-buku di sana saling menjawab ide pergerakan masing-masing, adalah gambaran bahwa semestinya setiap harokah yang ada di bumi Indonesia maupun di dunia haruslah hidup damai, rukun tanpa perlu saling sikut dan saling menyudutkan. Silahkan setiap harokah berpegang teguh pada metoda pergerakan yang dilakukan tapi harus lebih terbuka terhadap kritik. Pun bagi mereka yang bersebrangan, haruslah saling menghargai karena bagaimanapun kita semua adalah tetap bertuhan Allah, berasulkan Muhammad dan berkitabkan Al-Quran.
Ah kenapa gue berceloteh ngalor ngidul. Sok ngerti masalah pergerakan islam.
Jelas, yang paling membahagiakan setiap ada book fair adalah harga buku yang diskon besar-besaran. Salah satu stand yang memberikan diskon secara dramatis adalah toko buku Zaman dengan potongan harga hingga 40%.
Apa? 40%?? *kamera zoom in, kamera zoom out*
Beberapa waktu lalu, gue tertarik untuk membeli buku Sejarah Perang Salib karangan Karen Armstrong dan history of Arab karya Philip. K Hitti. Sayang, saat itu harga buku di gramedia masih selangit. Gue coba rayu Gayus Lumbuun buat minjemin gue duit, dia masih di penjara. Gue batalin niat tersebut dan lalu mengirimkan personal message ke akun facebooknya Zuckerberg, berharap doi menjadi begitu bodohnya memberikan gue duit secara cuma-cuma.
Beruntungnya, penerbit kedua buku tersebut, Zaman, mengisi salah satu booth di IBF 2014. Harga keduanya didiskon hingga 40%. Tanpa perlu pikir panjang, gue beli buku tersebut. Alhamdulillah, kalo jodoh emang ga kemana.
Perburuan gue berlanjut. Mata gue kemudian tertuju pada salah satu buku berjudul “Rockefeller’s files”. Ada yang pernah denger nama John D. Rockefeller? Atau pernah denger standard oil? Yup, doi adalah taipan minyak asal A.S yang berhasil melahirkan standard oil yang kini pecah menjadi Chevron, Exxon. Buku ini bertutur tentang kisah Rockefeller yang mengatur dunia, tandemnya Rothscild.
Saat tengah khusyuk mengamati, gue tanpa sengaja tersandung sebuah buku tebal dengan cover bergambar seorang pria afro-amerika yang mengenakan kacamata hitam dan jas nan gagah. Sosok seorang Malcolm-X, muslim revolusioner amerika yang memperjuangkan prinsip egaliter bagi warga kulit hitam di amerika. Sama halnya dengan Martin Luther King. Preferensi gue berubah. Gue tinggalkan Rockefeller untuk selanjutnya memilih Malcolm-X. Alasan utama gue berpindah ke lain hati adalah karena harga buku otobiografi tersebut hanya dibandrol 25.000 IDR. Tanpa menunggu Saiful Jamil nyanyi reggae, gue langsung ke kasir.
Tak lupa gue membeli buku Bahagianya Merayakan Cinta Ust Salim A. Fillah sebagai kado terindah buat temen kosan gue yang menikah. Sebuah buku suplemen yang akan membantu keluarga baru membangun cinta mereka dengan panduan kehidupan secara islami.
Untuk menutup perburuan, gue memilih buku Fiqih Demokrasi karangan Rapung Samuddin, LC. Buku yang memberikan opini tentang demokrasi dari sudut pandang fiqih. Buku ini gue jadiin sebagai referensi kalo ada orang-orang yang petantang petenteng berkoar koar demokrasi haram, mari golput, mengkafirkan mereka yang mengikuti alur demokrasi. Semoga dengan adanya buku ini, pemahaman gue menjadi semakin kokoh dan memberikan jawaban mengapa islam masih bertoleransi pada demokrasinya yunani.
Sebenernya ada satu lagi buku yang gue beli. Sebuah buku karya Ust. Muhammad Fauzil Adhim. Buku yang gue persembahkan buat seseorang di hari lahirnya yang ke-26. Semoga buku tersebut benar-benar menjadi kado terindah untuk dia. *judul buku masih dirahasiakan* :D.
Demikianlah hasil pertualangan gue di Islamic Book Fair 2014. Semoga buku-buku yang terbeli bisa diselesaikan lebih cepat. Buku yang dibeli saat IBF 2013 masih ada yang terbungkus rapih dengan plastik. Memang, membeli buku tidak selalu linier dengan membacanya. Sekian saja cerita gue, terus pantengin channel ini dan jangan lupa follow atau subscribe. Peace, love and Gaul. *lo kira youtube*.
Sumber Gambar
haihaihaiiiiiii… publikasiiiiih.. padahal jelas2 itu buku ust fauzil adhim ada di foto :p
hehe…kamuflase yg gagal :p