Gue Rindu!
Oktober 16, 2012 § 2 Komentar
Saat dimana Kita terbiasa menangis ketika melakukan kesalahan. Malu, aib semua lebur jadi satu. Bermuara pada isak tangis tersedu.
Beranjak dewasa, sensitifitas itu pun menjadi semakin tumpul. Tidak lagi merasa jengah dengan segala maksiat yang dilakukan. Dosa yang ada membuat kita kehilangan rasa, tidak lagi coba ditutup-tutupi, bahkan lebih jauh untuk saling dipamerkan, untuk menantang kekuasaan tuhan.
Malu untuk menangisi dosa, bukanlah sebuah aib. Itu adalah wujud dari kelembutan hati. Laksana bayi yang masih suci. Karena dosa itu ibarat luka, yang menyakiti hingga membuat tangis menjadi sebuah refleksi.
Bukankah kita sekarang lebih bangga melakukan dosa daripada menangisi hal yang serupa?
Semakin bertumpuknya dosa diri, semakin hitam dan kelam hati. Bahkan cahaya pun sukar untuk menerobos masuk. Barang siapa terbiasa dalam kegelapan maka cahaya terasa menyakitkan.
Gw rindu masa anak-anak,
Ketika belajar dan mengaji terasa begitu mudah. Alif, ba, ta dieja huruf per huruf hingga satu al quran khatam tanpa terasa. Tapi kini, membaca satu halaman per hari saja kita alfa. Dunia dan seisinya sudah membuat manusia dewasa menjadi lupa bahwa dulu kita pernah menjadi begitu sholih/sholihah dan dekat dengan Sang Pencipta.
Gw rindu masa kanak-kanak,
Masa dimana tidak mudah untuk berbohong. Ada serpihan dosa yang terasa tertinggal, membekas dalam hati dan dalam benak pun terpatri. Kini, berbohong sudah menjadi konsumsi pribadi. Tidak ingat bahwa lidah suatu saat akan dikunci. Berkata ini itu demi mengais materi.
Rindukah kalian pada masa itu? Kerinduan tentang keimanan yang masih terjaga. Di saat Tuhan terasa begitu dekat dan mengawasi kita. Semoga kita bisa meneladani semua kebaikan yang terjadi semasa anak-anak dan merefleksikannya ke dalam kehidupn orang dewasa.
Mudah-mudahan kita selalu bisa menghindari perbuatan dosa.
Amin…