Puisi Untuk Bunda
Juli 24, 2011 § 4 Komentar
Taken from great book “Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”
Bunda telah beranjak sepuh dan kau telah tumbuh dewasa
Kala yang biasanya mudah dan tanpa upaya, kini jadi beban
Kala mata terkasihnya nan setia
tak menerawang kehidupan seperti dahulu,
Kala kakinya mulai lelah dan enggan menyokong tubuhnya lagi,
Kala itu berikanlah lenganmu untuk menyokongnya,
temanilah ia dengan kegembiraan dan sukacita
Waktu akan tiba, ketika kau terisak menemaninya
dalam perjalanan terakhirnya.
Dan jika ia bertanya kepadamu, selalulah menjawabnya,
Dan jika ia bertanya lagi, jawablah pula
Dan jika ia bertanya lain kali, bicaralah padanya
tidak dengan gelegar, namun dengan lemah lembut
Dan jika ia tak mampu mengertimu dengan baik,
jelaskan semuanya dengan sukacita,
Waktu akan tiba, waktu nan getir
tatkala mulutnya tak akan bertanya lagi
Puisi ini diterjemahkan dari bahasa Jerman pada tahun 1923. Ditulis oleh orang yang sangat mencintai ibunya. Dia adalah Adolf Hitler
Siapa yang harus kau hormati? Ibumu, ibumu, ibumu, ibumu, dan ayahmu…
π Salam,
Mochammad
http://mochammad4s.wordpress.com
http://piguranyapakuban.deviantart.com
bener mas…
bahkan Hitler pun bisa bikin puisi seperti itu
salam kenal juga…
terima kasih atas kunjungannya
Bukunya si teh lely yah?
dari si IPUL π
ga dong…
punya awa. awa beli π