Ketika aku memilih
Juni 30, 2010 § Tinggalkan komentar
Ketika aku memilih
Dalam setiap pilihan hidup seorang mukmin beristikharah pada Allah. Tetapi sholat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagian dari tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya, istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu : dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar, dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diaturNya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab olehNya. Yang kedua, seperti apa jawab itu. Yang ketiga beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itulah sejujur jujur jawaban, di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya bukan diberi dia atau diberi yang laen. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulurkan dengan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tetapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap hati, tetapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang dinamakan barakah.
-Adapted from Jalan Cinta Para Pejuang-
Tinggalkan Balasan