Menggugat Mr.Khan
Februari 17, 2010 § 14 Komentar
My name is khan adalah sebuah film yang mengangkat isu sensitif yang masih berkembang hingga saat ini di mata dunia barat. Rizvan khan, dibintangi shahrukh Khan, adalah seorang muslim india yang menetap di amerika. statusnya sebagai seorang muslim mebuatnya terus-terusan mendapat gelombang tekanan yang hebat. Terlebih pasca kejadian 9/11. Suatu ketika istrinya mengalami depresi berat akibat terbunuhnya anak mereka dalam sebuah insiden. Kematian itu terasa sangat membekas dan meninggalkan luka yang menganga bagi mandira, istri rizvan khan. Mandira mempersalahkan keputusannya menikah dengan seorang muslim sehingga menyebabkan terbunuhnya sam, anak mereka. Secara sadar sang istri meminta suaminya memberitahukan kepada seluruh rakyat amerika bahwa rizvan khan adalah seorang muslim dan ia bukan teroris. Entah pernyataan mandira hanyalah luapan kekesalan semata atau memang ia meminta untuk itu dengan sengaja.
Perjalanan panjang ditempuh rizvan dalam kondisi tidak normalnya akibat gangguan mental yang dikenal dengan sindrom aspergus. Rizvan membulatkan tekadnya untuk menemui presiden amerika guna menyampaikan suatu sikap yakni “my name is khan, and I’m not a terrorist”. Berbulan-bulan dan berbagai upaya dilakukan demi niatan tersebut. Hingga akhirnya ia berhasil menemui presiden amerika dan menyampaikan pesannya. Pesan ini ternyata menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi muslim yang hidup di amerika. Setelah berbagai perlakuan tidak menyenangkan pasca tragedi world trade center, apa yang dilakukan Khan memberikan sebuah harapan bagi muslim amerika dan dunia pada umumnya untuk bangkit dan memulihkan citra mereka dari segala stigma negatif yang melekat selama ini. Bahwa islam adalah teroris, cinta kekerasan dan berbagai pandangan sinis lainnya adalah sebuah kesalahan besar.
My name is khan menghadirkan gambaran tentang nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan yang dicitrakan pada sesosok pria yang tidak normal secara mental. Namun di tengah keterbatasan tersebut justru Rizvan lah yang mampu mengetuk pintu hati jutaan rakyat amerika tentang bagaimana agama itu mengajarkan keindahan. Agama tidak pernah mengajarkan kebencian, dendam, dan pembunuhan atas nama jihad.
Di tengah kegemilangannya menceritakan tentang persamaan dari segenap perbedaan. Film ini menurut hemat saya haruslah mendapatkan filtrasi secara sehat dalam mencerna dan memilah nilai-nilai yang ditanamkan. Secara tidak langsung saya menangkap adanya sinyal yang menceritakan bahwa semua agama adalah sama. Tidak ada perbedaan antara umat islam dan umat hindu. Yang ada hanyalah manusia baik dan manusia tidak baik. Seperti itulah salah satu dialog dalam film tersebut. Memang benar adanya bahwa agama secara substansial mengajarkan kepada kebaikan. Karena memang itulah definisi agama secara harfiah. A itu tanpa, gama berarti kerusakan sehingga agama berarti tanpa kerusakan. Namun islam bukanlah sekedar agama, islam adalah diin yang maknanya jauh melampaui makna agama itu sendiri. Islam bukan sekedar agama ritual. Islam adalah bagian kehidupan yang melekat dalam diri setiap muslim. Tidak ada suatu hal pun yang islam tidak ada di dalamnya. Dengan demikian konsep bahwa tidak ada yang membedakan antara islam dan hindu tidak bisa secara mutlak diterima. Tanpa disadari bisa jadi para penikmat film tersebut langsung beranggapan bahwa semua agama adalah sama dan itu berarti tidak adanya batasan yang berarti antar setiap agama. Jika penonton tidak cerdas dalam menikmati film ini maka akan terjadi distorsi dalam menafsirkan substansi ceritanya.
Mengenai konsep bahwa hanya ada dua manusia yakni manusia baik dan manusia tidak baik adalah sebuah konsep pemikiran yang sangat dewasa. Karena kebaikan dan keburukan sifatnya general sehingga harus dikembalikan kepada apa nilai tersebut bersandar.
Mandira, istri rizvan, adalah seorang hindu. Akan tetapi Rizvan khan tetap berkeras untuk menikahi mandira meskipun pernikahan mereka ditentang dengan sangat keras oleh adik rizvan sendiri, Zakir. Zakir berkata bahwa adalah haram menikahi wanita yang memiliki beda keyakinan. Lagi-lagi rizvan mengatakan bahwa tidak ada yang membedakan antara islam dan hindu, yang ada hanyalah manusia yang baik dan manusia yang buruk. Lalu sebenarnya seperti apa islam itu diposisikan?? Apakah agama tidak menjadi pondasi, prinsip, landasan berpikir umatnya. Bukankah islam seharusnya dijadikan pegangan dalam mengarungi kehidupan dunia untuk meraih kebahagiaan akhirat. Dengan demikian sudah selayaknya seorang muslim mengikuti segala aturan yang ditetapkan agamanya. Bahwa islam adalah rahmatan lil alamin. Setiap jengkal perintah dan larangan yang dijelaskan dalam al-quran dan sunah serta ijtihad para ulama adalah sebuah hal yang mutlak untuk diikuti. Karena islam berlandaskan pada keyakinan, pada keimanan bahwa tidak ada diin selain islam. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa seorang muslim haruslah menikahi seorang muslim juga atau menikahi seorang ahli kitab. Lantas siapa ahli kitab?? Ahli kitab adalah orang yang menjadikan kitabnya untuk memahami ayat-ayat allah. Lantas apakah seorang hindu termasuk ahli kitab. Sementara agama mereka adalah agama ardi, buatan manusia. Lantas bagaimana seorang hindu bisa memahami ayat-ayat Allah.
Liberalisme telah menjadi bagian dari kehidupan dunia barat. Semua bebas melakukan apa saja atas dasar pengakuan hak asasi manusia. Akan tetapi dalam keberjalanannya justru tidak jarang hak asasi manusia itu sendiri yang dilanggar. Seorang muslim tidak pernah dibenarkan untuk berdoa bersama dengan pemeluk agama lain. Setidaknya hal tersebut yang penulis pahami. Dalam salah satu bagian ceritanya, rizvan khan yang seorang muslim melakukan doa bersama dengan pemeluk agama Kristen di gereja. Fenomena yang terjadi seolah ingin menjelaskan bagaimana sebuah nilai kemanusiaan bisa melewati tembok keangkuhan yang sering terjadi antar pemeluk agama.
Islam sangat mengajarkan kasih sayang kepada umatnya. Tidak ada contoh yang lebih baik bagi umat manusia seperti apa yang ditunjukkan oleh Rasul Muhammad tentang arti kasih sayang sesama manusia. Akan tetapi untuk masalah akidah, islam menggariskan bahwa untukku agamaku dan untukmu agamamu. Tidak ada toleransi kepada siapapun untuk masalah keyakinan. Bahkan untuk berdoa bersama dengan pemeluk agama lainnya.
Ini hanyalah pandangan pribadi saya sebagai seorang penikmat film My Name is Khan. Saya hanya ingin menawarkan sebuah sudut pandang lain dari film tersebut. Untuk mencoba mengubah arah distorsi yang mungkin terjadi untuk kembali pada sudut yang semestinya. Jangan sampai film ini menanamkan sebuah dogma yang salah ketika kita tidak bisa menangkap substansi film dengan bijak. Secara keseluruhan film ini cukup baik untuk ditonton karena cukup banyak hikmah yang bisa kita gali. Semoga kita menjadi penonton yang cerdas.
Saya sepakat. Sekalipun saya belum menonton film tersebut.
Berdasarkan resensi yang saya baca mengenai film ini memang nilai-nilai perjuangan dan kebanggaan sebagai seorang muslim patut kita teladani. namun tidak untuk hal yang disampaikan oleh saudara andri diatas (menikah dengan yang berbeda keyakinan, berdo’a bersama dengan umat agama lain). Karena untuk masalah akidah (termasuk didalamnya keyakinan) tidak ada tolerensi dalam islam. Agamaku agamaku, agamamu agamamu.
Sejenak saya berpikir :
“Jangan-jangan ada upaya penyampaian nilai-nilai liberalisme dalam film ini yang sebenarnya sudah diatur oleh beberapa oknum dibalik layar peradaban dunia?”
kalaupun memang benar demikian, kita harus lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi film-film yang kita tonton.
jangan hanya karena “berbau islami” maka kita menganggap bahwa semua yang disampaikan didalam film tersebut benar adanhya.
Hal ini perlu dicermati, karena tampaknya dalam 1 tahun belakangan ini trend dunia hiburan menjadi ke arah ke”islami-islami”an. Lagu bernuansa islam telah menjamur, dan bahkan kita telah panen jamur-jamur film islami.
terlepas dari sebaiknya media hiburan itu patut kita jadikan media dalam berda’wah ataupun tidak.
wallahu’alam
mantap kali ran
analisa yng baik..
makanya kita mesti selektif dalam nonton
ada baiknya kamu nonton dolo..
saya suka teroris (telor iris),,,hee..ga nyambung
Eh, mau klarifikasi aja, ndri
yang tadi itu awak yang post (punya rani), soalnya lagi pake laptop rani. hehe….
oh,aye toh..kirain si rani kk
Great.Stuju gan.Salut buat sikap kritisnya
Izin copy ya skalian aku bokmrk blognya
monggo kalo mau dicopy..
berbagi manfaat kan.ok
Dri, gw cuma mau quote bagian definisi agama. Menurut gw, pendefinisian suatu kata nggak bisa lagi hanya dengan menggunakan “thesaurus” atau asal kata itu sendiri. tapi mar kita liat nilai budaya yang menggunakan kata tersebut.
definisi A-agama, tidak kacau, itu berlaku pada masa jaman dominasi Hindu di Indonesia. tapi sekarang? tidak berlaku lagi.
Ingat istilah ameliorasi? atau perubahan nilai suatu kata?
Saat ini baudaya Indonesia tidak lagi mendefinisikan agama seperti itu lagi.
sama halnya dengan kasus penurunan nilai kata “kawin” yang bikin GW sakit hati.
Din dan Agama, itu hanya berbeda bahasa saja.
Din = bahasa arab, Agama = bahasa sanskerta.
tentu saja kedua asal budaya tersebut punya pemikiran ketuhanan yang berbeda. namun, kita juga punya budaya yang berbeda dengan mereka.
menurut gw, penggunaan Din ataupun Agama itu sama saja. Pendefinisiannya di kembalikan bagaimana budaya kita menginginkannya.
thanx buat kritikannya daf..
okelah kita ambil sebuah kesimpulan bahwa terjadi ameliorasi seperti lo bilang.
tapi punten niy daf, tanpa bermaksud menyinggung kecintaan lo terhadap bahasa indonesia,tapi memang perlu disadari bahwa kosakata dalam bahasa indonesia itu tidak lengkap untuk mendefiniskan berbagai makna
dan lo ga bisa ngejudge din sama agama tuh sama tanpa lo tau yang namanya nahwu sorof dalam bahasa arab..makna din itu jauh lebih luas dari yang kita ketahui…lebih dari makna agama dalam bahasa indonesia atau religion dalam bahasa inggris…
ga sama lo daf..kalo secara harfiah bisa sama tetapi secara substansi itu beda..bner banget pendapat lo secara garis besar memang pandangan tentang din dan agama itu sama tapi secara lebih luas itu berbeda…coba kita tanya aj sama ahli bahasa deh..
mohon ijin untuk menyampaikan kepada sanak keluarga…terima kasih
monggo mas..
kangen nonton samo2 lagi.. huhuhu
iyo vi..kangen jugo aku