Senandung Cinta

Januari 2, 2010 § 17 Komentar

Cinta selalu memancarkan ragam warna dan rupa.  Warna keindahan dihiasi dengan pernak-pernik keagungan ataupun bias kepedihan berselimutkan awan kebencian. Biarkanlah setiap jiwa memilih warna cintanya sehingga warna itu akan menutupi rupa dan bentuk aslinya.

Cinta senantiasa menghadirkan sejuta pesona. Laksana pancaran aurora yang menyejukkan ataupun kilatan cahaya yang membutakan.

Selalu ada kesempatan untuk mendapatkan keduanya. Pun memilih satu di antara dua.

Cinta sejatinya bersenandung simfoni keindahan. Namun ada kalanya berujung pada ketidakharmonisan. Selalu ada nada yang terlupakan ataupun sengaja untuk dilewatkan. Pilihan akan terpampang di hadapan. Memilih untuk kembali bersenandung, berdendang ria atau justru menghardik dan menghakimi nada yang tak berdosa.

Cinta akan menunjukkan supremasinya di hadapan mereka yang berani. Berani mengatakan kebenaran untuk kebaikan bukan justru diam tergugu menghadapi kenyataan.

Cinta berwujud asa untuk setiap diri yang mau mencoba. Tentu ia tidak dimiliki oleh mereka yang mudah menyerah, pasrah, tidak berdaya atas pahitnya realita.

Senandung cinta akan selalu mengalir deras dalam dentingan irama kehidupan. Laksana air hujan yang turun selalu menumbuhkan, menyejukkan, menjadikan rasa aman. Cinta berkumpul menyatu dari butiran-butiran perasaan dan kenangan yang terhubung dengan ikatan pertemuan. Ketika angin asmara mulai mendera, cinta itu jatuh ke setiap tempat di bawahnya,, tak terkecuali. Semua merasakan, semua kebasahan.

Namun cinta juga dapat menghanyutkan. Laksana hujan yang dapat menghancurkan. Cinta tak terkendali menjadikan semua tak berarti. Segenap emosi semakin menjadi ketika cinta telah berubah menjadi amarah.

Mencintai tidak harus memiliki. Pepatah kuno yang terus terdengar. Memberikan sebuah harap, sebuah motivasi bahwa cinta sejati bukanlah cinta dengan tujuan untuk memiliki. Cinta sejati adalah cinta yang memberi, memberi yang terbaik bagi mereka yang dicintai. Bukan justru menganiaya kelemahan diri atau justru menyalahkan nasib yang tak berempati.

Senandung cinta akan senantiasa mengalun, mengalun perlahan ditemani titik hujan yang mengalir jatuh membasahi alam. Biarkanlah cinta itu jatuh, menetes setitik demi setitik hingga ia membentuk sebuah genangan air. Genangan yang dapat menjadi tempat setiap pribadi untuk refleksi. Karena sejatinya, cinta itu dapat tumbuh dan berkembang mengikuti karakter diri.

Biarkanlah cinta yang menentukan pilihannya. Jadikan setiap jiwa sebagai kendalinya. Karena cinta tak berwujud, maka lisan yang akan menyampaikan. Menyampaikan rasa yang dianggap cinta atau menahan asa hingga tiba waktunya meskipun jiwa teriris luka.

Biarlah waktu yang mencoba memberikan jawab. Namun, senandung cinta akan tetap mengalun merdu. Menghiasi hari-hari dengan keindahan penuh syahdu.

Iklan

Tagged: , , ,

§ 17 Responses to Senandung Cinta

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

What’s this?

You are currently reading Senandung Cinta at I Think, I Read, I Write.

meta

%d blogger menyukai ini: